BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom
Action Research. PTK diindonesia mulai disosialisasikan dan diuji coba
laksanakan tahun 1998 oleh para guru SLTP dan MTs melalui dukungan dana
dunia loan 4042-IND,4062-IND,dan 40 95-IND melalui proyek perluasan dan
peningkatan mutu SLTP.
Dalam satu kelompok penelitian , masalah yang dipecahkan disamakan
agar diskusi mingguan antar guru peneliti berlangsung lebih mudah.sebenarnya
merupakan ciri khas dari Collaborative Classroom Action Research (CCAR),
dimana peneliti mempunyai teman untuk berdiskusi selama melakukan
penelitian. Tidak jarang peneliti yang tidak sadar akan masalah yang sedang
diteliti atau kehilangan masalah diperjalanan. Pada tahun kedua cara itu masih
dipertahankan tetapi lebih dimantapkan, dan jumlah gugus diperbanyak, dan pada
tahun ketiga dilakukan modifikasi jumlah
anggota per gugus diperkecil dan ada seorang guru yang berfungsi sebagai mentor
pembimbing empat atu lima orang anggota.
Ada variasi kepemimpinan kelompok PTK yang pertama yaitu variasi
pertama adalah guru inti atau instruktur yang memimpin kelompok PTK,
kegiatannya dititik beratkan pada Pembina contoh melakukan penelitian yang
baik, variasi kedua adalah kepala sekolah yang memimpin kelompok PTK,
kegiatannya ditiitk beratkan pada masalah manajemen. Pengalaman variasi kedua
tersebut cenderung lebih efektif dari yang variasi pertama. Hasil PTK telah
dipresentasikan berturut-turut dalam tiga simposium guru tingkat nasional yang
dikoordinasikan oleh proyek pusat Jakarta. PTK telah menjadi bagian yang
penting dari pekerjaan guru atau dosen, PTK sangat bermanfaat dalam kerangka
peningkatan kualitas pembelajaran yang muaranya berada pada peningkatan
kualitas hasil belajar.
Bagi pendidik melaksanakan PTK tidaklah terlalu sulit karena mereka
terbiasa menemukan masalah-masalah dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan,
dengan adanya PTK guru dapat menerapkan hasil temuannya sendiri atau temuan
guru lain atau latar penelitiannya mirip dengan setting kelasnya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
Pengertian PTK?
2.
Bagaimana
Karakteristik PTK?
3.
Apa
Saja Prinsip-Prinsip PTK?
4.
Apa
Tujuan PTK?
5.
Bagaimana
Makna Penelitian Bagi Guru ?
C.
Tujuan Pembahasan Masalah
1.
Untuk
Mengetahui Apa pengertian dari PTK
2.
Untuk
Mengetahui Bagaimana Karateristik dalam PTK
3.
Untuk
Mengetahui Apa Saja Prinsip-Prinsip PTK
4.
Untuk
Mngetahui Apa Tujuan dari PTK
5.
Untuk
Mengetahui Makna Penelitian Bagi Guru
D.
Batasan
Masalah
Makalah ini hanya membahas tentang pengertian, karakteristik, prinsip-prinsip,
tujuan, dan makna penelitian bagi guru pada penelitian tindakan kelas (PTK)
BAB II
PEMBAHSAN
A.
Pengertian PTK
Penelitian didefinisikan menurut sudut pandang yang berbeda,
diantaranya bahwa penelitian merupakan suatu usaha untuk mengumpulkan ,
mencatat dan menganalisa masalah, sebagai suatu penyelidikan secara sistematis,
atau dengan giat dan berdasarkan ilmu pengetahuan mengenai sifat-sifat dari
pada kejadian atau keadaan-keadaan dengan mkasud untuk menetapkan faktor-faktor
pokokyang menemukan paham-paham baru dalam mengembangkan metode-metode
baru.hakikat penelitian yaitu:
1.
Merupakan
usaha untuk memperoleh fakta-fakta atau mengembangkan perinsip-prinsip untuk
proses penelitian menemukan, mengembangkan , dan menguji kebenaran.
2.
Dengan
cara kegiatan mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data informasi keterangan
3.
Dikerjakan
dengan sabar, hati-hati, sistematis, dan berdasarkan ilmu pengetahuan dengan
metode ilmiyah.[1]
Secara lebih
luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada
penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada
sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat
tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat
penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga
diperoleh hasil yang lebih baik. Dengan semakin mantapnya psikologi kognitif
yang mengedepankan aspek konstruktivisme, para guru tidak lagi dianggap sekedar
sebagai penerima pembaharuan yang diturunkan dari atas, tetapi guru bertanggung
jawab dan berperan aktif untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya
sendiri melalui penelitian tindakan kelas dalam proses pembelajaran yang
dikelolanya. Latar belakang itulah yang melahirkan konsep PTK.[2]
Iatilah
penelitian tindakan kelas berasal dari kata action reseach dalam bahasa
inggris. Beberapa istilah lain yang sama-sama diterjemahkan dari kata action
research, adalah riset aksi, kaji tindak, dan riset tindakan, penelitian
tindakan ini diciptakan oleh Kurt lewin, sesorang sosiolog Amerika yang bekerja
pada proyek-proyek kemasyarakatan yang yang berkenan dengan integrasi dan
keadilan sosial dan keadilan sosial diberbagai bidang seperti perumahan dan
ketenagakerjaan. Karena dilaksanakan dikelas, maka penelitian tindakan
kelas (PTK). Dalam beberapa literatur
bahasa inggris, PTK memiliki beberapa nama yang berbeda meskipun konsepnya
sama.
Penelitian
tindakan kelas berfokus pada kelas atau proses pembelajaran yang terjadi
dikelas, bukan pada instrumen input kelas (Silabus, RPP, Materi, dan
lain-lain)ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengkaji
mengenai hal-hal yang terjadi didalam
kelas, makna kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik (siswa) yang
sedang belajar yang tidak hanya terbatas didalam ruangan tertutup saja, tetapi
dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktik dilaboratorium,
dibengkel, dirumah, atau ditempat lain, atau ketika siswa sedang mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru baik dirumah, disekolah atau tempat lain.[3]
Menurut Arikunto PTK adalah gabungan pengertian dari kata
“penelitian, tindakan dan kelas”. Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu
objek, dengan menggunakan kaidah metodologi tertentu untuk mendapatkan data
yang bermanfaat bagi peneliti dan dan orang lain demi kepentingan bersama.
Selanjutnya tindakan adalah suatu perlakuan yang sengaja diterapkan kepada
objek dengan tujuan tertentu yang dalam penerapannya dirangkai menjadi beberapa
periode atau siklus. Dan kelas adalah tempat di mana sekolompok siswa belajar
bersama dari seorang guru yang sama dalam periode yang sama. Berdasarkan
beberapa pemahaman mengenai PTK diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam
kelas yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu atau
dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan
dalam beberapa periode atau siklus agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan bersama dikelas secara professional
sehingga diperoleh peningkatan pemahaman atau kualitas atau target yang telah
ditentukan.[4]
Sedangkan menurut Suyanto secara singkat PTK dapat didefinisikan
sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki dan atau meningkatkan
praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Oleh karena itu
PTK terkait erat dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dialami
guru. PTK merupakan siasat guru dalam mengaplikasikan pembelajaran dengan
berkaca pada pengalamnya sendiri atau dengan perbandingan dari guru lain. [5]
Penelitian
tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action research(CAR),
yaitu satu action research yang dilakukan di kelas. Classroom
action researchdiawali dari istilah action research. Untuk
mempermudah memahami pengertian PTK maka berikut akan diuraikan pengertian tiga
unsur atau konsep yang terdapat dalam penelitian tindakan kelas yakni :
1.
Penelitian
adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah
dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah
2.
Tindakan
adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang
berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan
mutu atau kualitass proses belajar mengajar.
3.
Kelas
adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama
dari seorang guru.[6]
PTK meliputi
tiga kata yaitu “penelitian, tindakan, dan kelas” penelitian adalah kegiatan
mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh
data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang
berkepentingan dalam gerak kegiatan yang dilaukan dengan tujuan tertentu yang
dalam rangka peningkatan kualitas diberbagai bidang. Tindakan adalah suatu
gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam
pelaksanannya berbentuk rangkaian periode/ siklus kegiatan. Kelas adalah
sekelompok siswa/mahasiswa yang dalam waktu yang lama dan tempat yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru/dosen yang sama.
Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research) yang
dilaksanakan oleh guru didalam kelas, penelitian tindakan pada hakikatnya
merupakan rangkaian “riset tindakan” yang dilakukan secara siklik dalam rangka
memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan dalam PTK ditemukan beberapa
difinisi yaitu:
1.
Hopkins
PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan dengan
tindakan substanstif, suatu tindakan yang dialakukan dalam disiplin inquiri,
atau suatu usaha seseorang untukmemahami apa yang sedang terjadi, sambil
terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
2.
Rapoport
PTK adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis
persoalan yang dihadapi dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi
dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan
kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.
3.
Kemmis
PTK adalah sebuah bentuk inquiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan
mengenai situasi sosial tertentu termasuk pendidikan.
4.
Ebbutt
PTK adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksaan praktek pendidikan
oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran.
5.
Elliott
PTK adalah kajian dari sebuah situasi sosial, dengan kemungkinan tindakan untuk
memperbaiki kualitas situasi social tersebuat.
6.
Arikuntolo
PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan.
7.
Kuandar
PTK merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan
orang lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu
proses pembelajaran dikelasnya.[7]
Menurut Bahri
penelitian tindakan kelas merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam
pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajarpun
menjadi lebih baik. Dari beberapa definisi seperti yang telah dikemukakan
dimuka maka ciri utama dari penelitian tindakan adalah adanya intervensi atau
perlakuan tertentu untuk perbaikan kinerja dalam dunia nyata.[8]
Dalam pengertian tindakan terkandung
sebuah kata yang menunjukkan adanya kegiatan yaitu tindakan.tujuan untuk
keberhasilan siswa dalam belajar yang tidak menggunakan tindakan pembelajaran
sehari-hari,beberapa contoh gambaran penyajian PTK yaitu : dalam pembelajaran
umurnya, guru masih menggunakan metode ceramah, yaitu menyampaikam meteri ajar
hanya dengan melisankan terus menerus.dalam penelitian pembelajaran melalui
penelitian tindakan, guru buakn memberikan siswa hanya mendengarkan secara
pasif,melainkan meyuruh siswa untuk menanggapi apa yang disampaikan guru,
inilah yang dimaksud dengan tindakan.[9]
Sementara frence dan bell
mendefinisikan penelitian tindakan dari dua segi yaitu:
1.
Penelitian
tindakan adalah pengumpulan data penelitian yang dilakukan secara sistematis
tentang suatu system yang sedang berjalan dan sehubungan dengan tujuan atau
kebutuhanberdasarkan data atau hipotesis dan menilai hasil tindakan dengan
mengumpulkan banyak data.
2.
Penelitian
tindakan adalah aplikasi penelitian ilmiah untuk menemukan fakta dan
eksperimentasi masalah masalah praktis yang membutuhkan fakta solusi dan
melibatkan kolaborasi dan kerjasama ilmuwan, praktisi dan pihak lain yang
berkepentingan.
Berdasarkan definesi diatas merujuk
pada suatu pengertian, bahwa penelitian tindakan merupakan salah satu bentuk
penelitian kualitatif yang dilakukan oleh seseorang secara individual atau
kolektif yang bertuuan untuk mengubah atau memperbaiki berbagai hal tentang
permasalahan yang mendesak dalam suatu komunitas atau kelompok.
Dalam pengembangan, penelitian
tindakan (action research), sebagai salah satu metode penelitian dalam
ilmu-ilmu social, ilmu humaniora dan ilmu-ilmu alam merambah dalam dunia
pendidikan hal ini sebagai upaya untuk mengatasi masalah-masalah praktis dalam
pembelajaran. Pelaku pendidikan utama dalam hal ini adalah guru, dimana dengan
peranannya pada proses pembelajaran akan menentukan pencapaian hasil belajar.
A.Suhaenah suparno mendefinisikan
penelitian tindakan kelas sebagai salah satu cara mengembangkan profesionalitas
guru dengan jalan memberdayakan mereka untuk memahami kinerja sendiri dan
penyusunan rencana untuk melakukan perbaikan secara terus menerus.
Kisyani pada pelatihan PTK
mendefinisikan classroom action research sebagai action research
yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas yang dilakukan secara siklik, dalam
rangka memecahkan masalah sampai masalah itu terselesaikan.
Berdasarkan definisi diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas penelitian kualitatif yang
dilakukan oleh guru sendiri ketika mendapatkan permasalahan dalam pembelajaran
dan mencarikan solusinya dalam upaya memperbaiki kualitas pembelajarannya.PTK
adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan pembelajaran
yang diberikan tindakan yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas yang
bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas, dalam
makna spesifik yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga. [10]
Perbedaan
antara penelitian tindakan formal dengan PTK
Penelitian Formal
|
PTK
|
·
Dilakukan
oleh orang luar
|
·
Dilakukan
oleh guru/ dosen
|
·
Sampel
harus representatif
|
·
Kerepresenttatifan
sampel tidak diperhatikan
|
·
Instrument
harus valid dan reliabel
|
·
Instrument
yang valid dan reliable tidak diperhatikan
|
·
Menurut
penggunaan analisis statistik
|
·
Tidak
menggunakan analisis statistikm yang rumit
|
·
Mempersyaratkan
hipotesis
|
·
Tidak
selalu menggunakan hipotesis
|
·
Mengembangkan
atau menguji teori
|
·
Tindakanmengembangkan
teori, namun mengadaptasi teori yang ada untuk kepentingan proses dan prosuk
pembelajaran agar lebih efektif dan optimal.
|
·
Bersifat
unifersal, hasilnya dapat digeneralisasi.
|
·
Bersifat
situasional atau kontekstual artinya hanya berlaku untuk settingtertentu dan hasilnya
tidak serta merata dapat diberlakukan dalam setting yang lain
|
·
Tidak
memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung
|
·
Memperbaiki
praktikpembelajaran secara langsung.
|
Dari tebel
table diatas dapat ditemukan sifat-sifat PTK yang formal lainnya menurut
Nattawidjaja yaitu:
1.
PTK
merpakan penelitian yang dirancang dn dilaksanakandidalam settin (ruang kelas)
tertentu.
2.
PTK
bertujuan mencari pemecahan praktis atas permasalahan yang bersifat local dan
mencari car untuk meningkatkan kualitas suatu system dalam setting tertentu
yang juga bersifat local.
3.
PTK
terdiri atas siklus-siklus yang masing-masing meliputi perencanaan (planning),
tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
4.
PTK
cenderung bersifat partisipasif.
5.
PTK
bersifat reflektif, artinya kemampuan peneliti reflektif terhadap proses dan
hasil tindakan merupakan bagian penting dalam setiap siklus.[11]
B.
Karakteristik PTK
Menurut
suyono PTK memiliki karakteristik sebgai berikut:
1.
Masalah
pada PTK muncul dari kesadaran pada diri guru, yang harus diperbaiki dengan
prakarsa perbaikan dari guru itu sendiri bukan oleh orang luar.dan PTK berfokus
pada masalah praktis bukan problem teoritis.
2.
PTK
merupakan penelitian yang dialkukan melalui refleksi diri (self reflective inquiry).
3.
PTK
dilakukan didalam kelas, dengan perlunya interaksi antara guru dan siswa.
4.
PTK
bertujuan untuk memperbaiki prose pembelajaran yang dilakukan secara bertahap
dan terus menerus selama PTK dilakukan.
5.
PTK
merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesionalisme guru, untuk
berfikir kritis dan sistematis.
Menurut Richart
Winter ada enam karateristik PTK yaitu :
1.
Kritik
refleksi adalah adanya uapaya terhadap hasil observasi mengenai latar dan
kegiatan suatu aksi.
2.
Kritik
dialektis penelitian bersedia melakukan kritik terhadap fenomena yang
ditelitinya, dan melakukan pemeriksaan terhadap
konteks hubungan secara menyeluruh dan struktur kontradiksi internal.
3.
Kolaboratif
ialah bentuk kerja sama atau kolaborasi diantara para anggota situasi dan
kondisi suatu proses dapat berlangsung,berupa sudut pandang yang disampaikan
oleh setiap kolabolator.
4.
Resiko
diharapkan dan dituntut agar peneliti berani mengambil resiko terutama pada
waktu proses penelitian berlangsung.
5.
Susunan
jamak bahwa pandangan fenomena yang diteliti harus mencakup semua komponen
pokok supaya bersifat komprehensif.
6.
Internalisasi
Teori dan Praktik merupakan dua tahap yang berbeda, yang saling bergantung, dan
keduanya berfungsi untuk mendukung tranformasi.[12]
Dari sudut
pandang tipologi, action research termasuk dalam kelompok penelitian
kualitatif walupun data yang dikumpulkan bisa bersifat kuantitatif.penelitian
pada umumnya yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang
bersifat umum general, action research bertujuan untuk
memperbaiki kinerja. Sementara Arifin merujuk pada pendapatdari para ahli
menyimpulkan tujuh karakter yang dimiliki oelh PTK yaitu:
1.
Startegi
penelitian kualitatif dengan model konstuktivis, yang digunakan untuk
mendeskripsikan pengambilan keputusan secara kritis berdasarkan rekaman,evaluasi
dan hasil tindakan.
2.
Bersifat
siklus dan sikuensional artinya PTK sifatnya berulang-ulang, dari tujuan,
pengamatan, dan perencanaan.
3.
Bersifat
longitudinal artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu tertentu
secara continew untuk memperoleh data yang diperlukan.
4.
Bersifat
particular-spesifik, artinya hasil PTK tidak dimaksudkan dalil, teori atu
hipotesisyang berlaku untuk semua situasi.
5.
Bersifat
partisipatoris artinya PTK tidak hanya diarahkan pada uoaya perubahan car
belajar siswa tetapi guru juga harus lebih baik (berkualitas).
6.
Bersifat
kolaboratif atau kooperatifproses PTK selalu terjadi kerja sama antara guru
atau antar peneliti atau dengan pihak-pihak yang terkait.
7.
Bertujuan
mngubah keadaan nyata sehari-hari dikelas proses PTK diarahkan pada upaya
mngubah proses pembelajaran dikelas yang lebih baik, bukan untuk menemukan
teori baru atau menguji teori.[13]
Karakteristik PTK dijabarkan sebagai berikut:
1.
Maslah
PTK berawal dari guru permasalahan praktis yang dihayati oleh guru sebagai pelaku
pemebelajaran dikelanya ketika dia mengajar, dan guru berusaha untuk mengatasi
masalah dengan penelitian PTK.
2.
Tujuan
PTK adalah memperbaiki pelajaran dengan PTK guru akan berupaya untuk
memperbaiki praktik pembelajaran agar menjadi lebih aktif.
3.
PTK
adalah penelitian yang bersifat kolaboratif guru tidak harus sendiriandalam
upaya memperbaiki praktik pembelajaran dikelas.
4.
PTK
adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dikelas, tindakan-tindakan dapat berupa
menggunakan metode pembelajaran tertentu, penerapan strategi pembelajaran
pemakaian media dan sumber belajar jenis pengelolaan kelas.
5.
PTK
dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan,
membuktiakan apakah suatu teori pembelajaran dapat diterapkan dengan baikatau
tidak dikelas.[14]
Menurut IGAK Wardanai dan Kuswaya
Wihardit terdapat beberapa karakteristik Penelitian Tindakan Kelas, yaitu:
1.
Adanya
masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik
yang dulakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu
diselesaikan. Dengan perkataan lain, guru merasa bahwa ada sesuatu yang harus
di perbaiki dalam praktik pembelajaran yang dilakukannya selama ini, dan
diprakarsai dari dalam guru sendiri, bukan oleh orang luar.
2.
Self
reflektif inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri, merupakan ciri PTK
yang paling esensial. Untuk melakukan refleksi, guru berusaha bertanya pada
diri sendiri, misalnya dengan mengajukan pertanyaan.[15]
C.
Prinsip - Prinsip PTK
Merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
didalam kelas, maka pelaksanaannya tidak boleh mengganggu guru dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari berikut prinsip-prinsip pelaksanaan PTK bagi
guru yaitu:
1.
Tugas
utama guru adalah mengajar pelaksanaan PTK tidak boleh menggangu tugas mengajar
guru.
2.
Metode
mengumpulkan data yang digunakan dalam PTK jangan sampai menyita waktu guru.
3.
Metodologi
yang digunakan dalam PTK khusus memberi kesempatan kepada guru untuk
mengembangkan hipotesis yang dapat diandalkan dan mengembangkan strategi yang
cocok dengan kondisi kelas tempat guru mengajar.
4.
Masalah
yang menjadi tema penelitian hendaknya masalah yang berakar dari kelas dan
cukup signifikan untuk dipecahkan melalui PTK.
5.
Sejauh
mungkin PTK hendaknya dikembangkan kearah penelitian dalam ruang lingkup
sekolah.[16]
Sedangkan Menurut Hopkins ada enam
prinsip dalam penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu:
1.
PTK
tidak mengganggu kegiatan guru mengajar di kelas. Pekerjaan utama seorang guru
adalah mengajar, sehingga dalam melakukan penelitian tindakan kelas seyogyanya
tidak berpengaruh pada komitmennya sebagai pengajar. Ada tiga kunci utama yang
harus diperhatikan, pertama guru harus menggunakan berbagai pertimbangan serta
tanggung jawab profesionalnya dalam menemukan jalan keluar jika pada awal
penelitian didapatkan hasil yang kurang maksimal. Kedua interaksi siklus yang
terjadi harus mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan.
Ketiga, acuan pelaksanaan tiap siklus harus berdasarkan pada tahap perancangan
bukan pada kejenuhan informasi.
2.
Metode
pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru
sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran. Dengan kata lain, sejauh mungkin
harus menggunakan prosedur pengumpulan data yang dapat ditangani sendiri oleh
guru sementara ia tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertugas secara
penuh.
3.
Metode
yang digunakan harus bersifat andal (reliabel), sehingga guru dapat
mengidentifikasikan serta merumuskan hipotesis dengan penuh keyakinan. Pada
dasarnya, penelitian ini memperbolehkan “kelonggaran-kelonggaran” namun
penerapan asas-asas dasar telaah taat kaidah tetap harus diperhatikan.
4.
Peneliti
adalah guru dan untuk kepentingan guru yang bersangkutan. Jadi masalah
penelitian diusahakan berupa masalah yang merisaukan dan bertitik tolak dari
tanggung jawab profesionalnya, hal ini bertujuan agar guru tersebut memiliki
komitmen terhadap pengembangan profesinya.
5.
Konsisten
dengan prosedur dan etika. Dalam penyelenggaraan penelitian tindakan kelas,
guru harus bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika
yang berkaitan dengan pekerjaannya. Prakarsa penelitian harus diketahui oleh
pimpinan lembaga, disosialisasikan kepada rekan-rekan serta dilakukan sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmiah.
6.
Menggunakan
wawasan yang lebih luas daripada perspektif kelas. Meskipun kelas merupakan
cakupan tanggung jawab seorang guru, namun dalam pelaksanaan penelitian sejauh
mungkin harus menggunakan wawasan yang lebih luas dari tindakan perspektif,
tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas atau pelajaran tertentu, melainkan
perspektif misi sekolah secara keseluruhan.[17]
Penelitian memperoleh informasi atau
kejelasan yang lebih baik tentang penelitian tindakan, perlu kiranya difahami
bersama beberapa prinsip-prinsip yang harus dipenuhi berminat dan akan melkukan
penelitian tindakan. Adapun prinsip-prinsip dimaksud sebagai berikut
1.
Kegiatan
nyata dalam situasi rutin
2.
Kesadaran
diri untuk memperoleh kinerja
3.
SWOT
sebagai dasar berpajak
4.
Upaya
empiris dan sistematis
5.
Prinsip
smartdalam perencanaan[18]
D.
Tujuan PTK
Berdasarkan karakteristik maka tujuan pelaksanaan PTK adalah dalam
rangka memperbaiki cara-cara mengajar melalui penerapan metode baru atau
tindakan baru yang ditemukan dan diyakini karena metode baru telah diuji
ternyata efektif meningkatkan hasil pembelajaran seperti yang diharapkan.
Tujuan akhir PTK akan menghasilkan peningkatan kualitas proses maupun kualitas
hasil belajar siswa, dengan memperbaiki cara-cara mengajarnya, secara lengkap
tujuan PTK adalah:
1.
Memperbaiki
dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi mencapai
tujuan pembelajaran yang bermutu.
2.
Memperbaiki
dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan guru
3.
Mengidentifikasi,
menemukan solusi, dan mengatsi masalah pembelajaran dikelas agar pembelajaran
bermutu.
4.
Meningkatkan
dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran
dan membuatkeputusan yang tepat bagi
siswa dan kelas yang diajarnya.
5.
Mengekplorasi
dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya,
pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.
6.
Mencoba
gagasan, pikiran, kiat, cara, dan
strategi baru dalam pembeajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain
kemampuan inovatif guru.
7.
Mengeksplorasi
pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran
dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada
kesan umum atau asumsi.[19]
PTK dikembangkan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik
pembelajaran secara keseimbangan, dengan demikian tujuan PTK adalah untuk
memecahkan masalah, memperbaiki kondisi, mengembangkan dan meningkatkan mutu
pembelajaran, peningkatan dan perbaikan antara lain yaitu:
1.
Peningkatan
atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa disekolah
2.
Terhadap
mutu proses pembelajaran dikelas
3.
Terhadap
kualitas pengguna media alat bantu belajar, dan suber belajar lainnya
4.
Terhadap
kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan
hasil belajar siswa.
5.
Terhadap
masalah-masalah pendidikan anak disekolah
6.
Terhadap
kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa disekolah.[20]
PTK bertujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu
memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran disekolah. PTK akan
mendorong guru untuk memikirkan apa yang akan mereka lakukan sehari-hari dalam
menjalankan tugasnya, mereka akan kritis terhadap apa yang mereka lakukan tanpa
tergantung pada teori-teori yang muluk-muluk dan bersifat universal yang
ditemukan oleh para pakar peneliti yang sering kali tidak cocok dengan situasi
dan kondisi kelas.[21]
Sedangkan dalam
bukunya Kunandar disebutkan bahwa tujuan penelitian tindakan Kelas adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk
memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung
dalam interaksi antara guru dan siswa yang sedang belajar, meningkatkan
profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik dikalangan para guru.
2.
Peningkatan
kualitas praktik pembeljaran di kelas secara terus menerus mengingat masyarakat
berkembang secara cepat.
3.
Peningkatan
relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran
4.
Sebagai
alat training in-service,yang memperlengkapi guru dengan skill dan metode baru,
mempertajam kekuatan analisisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya.
5.
Sebagai
alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap system
pembelajaran yang berkelanjutanyang biasanya menghambat inovasi dan perubahan
6.
Peningkatan
hasil mutu pendidikan melalui perbaikan praktik pembeljaran di kelas dengan
mengembangkan berbagai jenis ketrampilan dan menningktkan motivasi belajar
siswa
7.
Menumbuh
kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta proaktif
dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan
8.
Peningkatan
efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau perbaikan proses pembelajran
di samping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga
situnjukkan untuk meningkatkan efisiensi peemanfaatan sumber-sumber daya yang
terintegrasi di dalamnya.[22]
E.
Makna Penelitian Bagi Guru
Ada tiga
komponen yang harus menjadi sasaran utama PTK, yaitu siswa/pembelajaran, guru
dan skolah. komponen itulah yang akan menerima manfaat dari PTK.
1.
Manfaat
bagi siswa dan pembelajaran Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan
kesulitan dalam proses pembelajaran (baik strategi, teknik, konsep dan
lain-lain) akan dengan cepat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan
kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut. Jika kelasalahan yang terjadi
dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik dan
hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat. Ini menunjukkan adanya hubungan
timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan haisl belajar siswa. Kuduanya
akan dapat terwujud, jika guru memiliki kemampuan dan kemauan untuk melakukan
PTK.
2.
Manfaat
bagi guru Beberapa manfaat PTK bagi guru antara lain:
a.
Guru
memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang
mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya
b.
Dengan
melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara
professional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri dan mampu memperbaiki
pembelajaran yang dikelolanya.
c.
Melakukan
PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan sendiri.
d.
Dengan
PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu merefleksi diri,
melakukan evaluasi diri dan menganalisis kinerjanya sendiri dalam kelas, tentu
saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan dan tantangan pembelajaran dan
pendidikan masa depan dan mengembangkan alternative masalah / kelemahan yang
ada pada dirinya dalam pembelajaran. [23]
Akan diperoleh banyak manfaat dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas. Hal
itu antara lain dapat dilihat dan dikaji
dalam beberapa komponen pendidikan dan atau pembelajaran di kelas. Kemanfaatan
yang terkait dengan komponen
pembelajaran antara lain mencakup:
1.
Inovasi
pembelajaran
Guru perlu
selalu mencoba untuk mengubah,
mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar ia mampu melahirkan model
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan
kelasnya. Guru selalu berhadapan
dengan siswa yang berbeda dari tahun ke
tahun.
2.
Pengembangan
kurikulum di tingkat
sekolah dan di tingkat kelas.
pengembangan
kurikulum, dalam kaitan dengan peran guru sebagai pengembang kurikulum,
penelitian tindakan kelas juga dapat
dimanfaatkan secara efektif oleh guru. Guru kelas juga harus bertanggung jawab
terhadap pengembangan kurikulum dalam sekolah
dan atau kelas. Untuk kepentingan
pengembangan kurikulum pada level kelas, penelitian tindakan kelas akan sangat
bermanfaat jika digunakan sebagai salah
satu sumber masukan. Hal ini menjadi yang akan dipengaruhi oleh gagasan-gagasan
yang saling berhubungan mengenai hakikat pendidikan, pengetahuan, dan pengajaran.
3.
Peningkatan
profesionalisme guru.
profesionalisme
guru dalam proses pembelajaran, memiliki manfaat yang sangat penting. Guru yang profesional tentu tidak enggan
melakukan perubahan-perubahan dalam
praktek pembelajarannya sesuai dengan kondisi
kelasnya. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu media yang
dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas, dan
kemudian meningkatkannya menuju ke arah perbaikan-perbaikan secara
profesional.[24]
Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan
guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang
dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai
kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal
ilmiah. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan
menulis artikel ilmiah di kalangan guru. Beberapa manfaat PTK bagi guru antara
lain:
1.
Guru
memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang
mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya. Keberhasilan dalam
perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena Ia telah melakukan
sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang
dikelolanya.
2.
Dengan
melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara
profesional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri, dan mampu memperbaiki
pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini, guru tidak lagi hanya sebagai
seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama
ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu ingin melakukan
perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
3.
Melalui
PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan sendiri.Guru tidak hanya menjadi
penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu sendiri berperan
sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut, sehingga diharapkan dapat
menghasilkan teori-teori dan praktik-praktik pembelajaran.
4.
Dengan
PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu merefleksi
diri, melakukan evaluasi diri, dan menganalisis kinerjanya sendiri di
dalam kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan, dan
tantangan pembelajaran dan pendidikan masa depan, dan mengembangkan
alternatif pemecahan masalah / kelemahan yang ada pada dirinya dalam
pembelajaran. [25]
PENUTUP
A.Kesimpulan
Tindakan kelas merupakan suatu bentuk dari penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki
dan atau meningkatkan praktikpraktik pembelajaran yang dilakukan bersama
dikelas secara professional, dilaksanakannya PTK adalah untuk perbaikan. Kata
perbaikan di sini terkait dengan memiliki konteks dengan proses pembelajaran. Jika
tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional
pendidik dalam menangani proses belajar mengajar, bagaimana tujuan itu dapat di
capai ? Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternative
dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran. Oleh karena itu, fokus
penelitian penelitian tindakan kelas terletak pada tindakantindakan alternatif
yang direncanakan oleh pendidik, kemudian dicobakan dan selanjutnya dievaluasi.
Penelitian Tindakan Kelas mempunyai karakteristik tersendiri jika
dibangdingkan dengan penelitian-penelitian lain pada umumnya. Beberapa
karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Guru
merasa bahwa ada permasalahan yang mendesak untuk segera diselesaikan di dalam
2.
kellasnya
3.
Refleksi
Diri
4.
Kolaboratif
5.
Penelitian
Tindakan Kelas dilakukan di dalam kelas
6.
Penelitian
Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran secara terus menerus.
Tiga
komponen yang akan menerima manfaat dari PTK.
1. Manfaat bagi siswa dan
pembelajaran
2. Manfaat bagi guru
3. Manfaat bagi sekolah
Menurut
Hopkins ada enam prinsip dalam penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu:
1.
PTK
tidak mengganggu kegiatan guru mengajar di kelas.
2.
Metode
pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru.
3.
Metode
yang digunakan harus bersifat andal (reliabel).
4.
Peneliti
adalah guru dan untuk kepentingan guru yang bersangkutan.
5.
Konsisten
dengan prosedur dan etika.
6.
Menggunakan
wawasan yang lebih luas daripada perspektif kelas.
PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk
memperbaiki layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks
pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara
keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan meningkatkan tujuan Penelitian Tindakan
Kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik dan pembelajaran di
kelas secara berkesinambungan. Prosedur PTK dilaksanakan dengan 4 kegiatan
utama atau tahapan yaitu Plan (perencanaan). Action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi).
B.
Saran
Kami
sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan karena keterbatasan
saya, untuk itu kritik dan saran amat kami harapkan.
[1] Trianto, panduan
lengkap penelitian tindakan kelas teori
dan praktik , (Jakarta : prestasi pustakarya, 2012) hal: 11
[2] As’adie,
Basuki. Desain Pembelajaran Berbasis Penelitian Tindakan Kelas. (Ponorogo:
STAIN Ponorogo Press.2009) hal: 2
[5] Tahir, Muh., Pengantar
Metodologi Penelitian Pendidikan, (Makassar : Universitas
Muhammadiyah Makassar.2012) . hal : 77
[6] Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas,
(Jakarta : PT. Rajawali Pers, 2011), hal.45
[7] Ibid,, Ekawarna
hal: 5
[8] Bahri, Aliem. Penelitian
Tindakan Kelas. Makassar : Universitas Muhammadiyah
Makassar. 2012) hal: 8
[9] Suharsimi
Arikuntolo, penelitian tindakan kelas. (Jakarta: Bumi Aksara:2015) hal: 5-6
[10] Ibid,,,
Trianto, Hal:14-16
[11] Ibid,,,
Ekawarna, hal: 7-8
[13] Ibid,,,
Triono, hal: 19-22
[14] Ibid,,,
Masnur Muslich, hal: 12-15
[15] Wardhani, IGAK
dan Wihardit, Kuswaya, Penelitian Tindakan Kelas . (Jakarta: Universitas
Terbuka.2014) https://belajarmengirfan.wordpress.com/ diakses pada tanggal 18 September 2016
[16] Ibid,,
Ekawarna, hal: 22-23
[18] Ibid,,,
Suharsimi Arikuntolo dkk. Hal:9-13
[19] Ibid,,
Ekawarna, hal: 12-14
[20] Ibid,,,
Triono, hal: 18
[21] Masnur Muslich, Melaksanakan PTK Itu Mudah
(Classroom Action Research). (Jakarta:Bumi Aksara. 2012). Hal: 10
[22] Kunandar. Langkah
Mudah PTK sebagai Pengembangan Profesi Guru (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.2008)
hal: 6
[23] Daryanto,
Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah Beserta Contoh-
Contohnya, (Yogyakarta : Gava Media.2011). hal : 18
[24] Navel
Oktaviandy. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas. Dalam https://navelmangelep.wordpress.com/ diakses pada tanggal 20 September 2016
[25] Ridho. Manfaat
Penelitian Tindakan kelas. Dalam http://ridhofkip.blogspot.co.id diakses pada tanggal 20 September 2016