February,,,,
Perjalanan waktu semakin hari
menuju tahun yang akan menjadi indahnya dalam perkuliahan, berbagai mahasiswa
sibuk dengan aktifitas-aktifitas yang dialami. Hari demi hari melangkah untuk
tujuan yang pasti. Kala waktu yang menentukan untuk melanjutkan tingkatan
selanjutnya yaitu semester demi semester yang harus dicapai untuk memperoleh
ilmu demi ilmu. Waktu yang telah ditentukan untuk melakukan regristrasi pembayaran
UKT. Memasuki bulan 1 februari 2016 yang dimana hari terakhir melakukan
pembayaran (regristrasi) kepada semester empat. Perjalanan yang cukup melelahkan
untuk saya, karna dimana hari itu yang terakhir dan untuk syarat melanjutkan
kesemster selanjutnya yaitu semester empat. Pagi yang menyambut untuk saya
melakukan perjalanan menuju tempat pembayaran yaitu dibank,tepatnya 1 februari
2016. Setelah saya duduk dan mengambil nomor antrian saya saling ngobrol dengan
ibu-ibu yang juga sedang mengantri nomor urutan untuk dipanggil “teller” .
setelah menunggu lama dari mulai ibu, bapak dan yang berada dibank saling
bergantian, datanglah nomor artian saya yaitu nomor 42 seingat saya. Kemudian
saya langsung menuju tempat panggilan suara yaitu diteler, inilah percakapan
saya dengan teller dibank BRI.
Teller “: Ya mbk bisa saya bantu?
Saya “: Iya mbk begini saya tadikan mau membayar ukt
pembayaran dikampus, dan
ternyta diATMnya masih pembenaran dan saya belum bisa
mengambil uangnya,
bagaimana ya mbk,,, (dengan perasaan kawatir, takut
hari semakin sore).
Teller “: Mbk membawa buku tabungannya kan, nanti kami
bisa membantu dengan buku
tabungannya mbk,, (sedikit menjelaskan)
Saya “: Maaf mbk buku tabungannya ada dikos, jadi saya
tidak bisa mengambilnya ya
mbk?
Teller“: Kami bisa membantu jika buku tabungan anda ada
sekarang, dan kalau begitu
mbknya bisa mengambil uangnya dulu keATM lain saja
nanti bisa kembali lagi mbk
bagaimana? (berwajah meyakinkan )
Saya “: Iya mbk, tapi ini penting banget mbk, apa tidak
bisa dengan bagaimana gitu mbk?
Teller “: Maaf ya mbknya, kami tetep tidak bisa jika
buku tabungannya tidak ada, silahkan
nanti kembali lagi,,,
Saya “: Ya sudah mbk, terimakasih ya mbk,, (berwajah
menyesal karna tidak bisa)
v Pak Ojek
Keadaan yang mengharuskan saya
untuk menemui pak ojek untuk mengantarkan saya kelain bank, Kemudian saya
menelfon suaminya adik saya untuk mengantarkan ketukang ojek, sebenarnya tidak
jauh dari bank yang saya ingin butuhkan tadi. Tapi karena dibank itu belum bisa
membantu saya, ya sebenarnya bisa tapi ya sudahlah mau bagaimana lagi. Setelah
sampai ketempet tukang ojek, pak ojek menemani saya menuju daerah yang bisa
saya melakukan regristrasi. Yaitu dibank yang saya BRI juga tetapi didaerah
yang beda, sebelum kebank saya mengambil uang di Indomart karena takutnya
seperti yang saya alami bahwa nnti dibank atmnya tidak bisa untuk mengambil
uangnya. Kemudian setelah sampai ditepat (bank), saya sampai lupa untuk
membayar pak ojek, jadi saat akan membuka pintu masuk bank, baru ingat kalau pak
ojek menunggu untuk dibayar, dan saya kasihan sama bapaknya karena beliau sudah
tua tapi masih saja bisa melakukan pekerjaannya menjadi tukang ojek. Saya memberi
upah ojeknya tidak seperti biasanya, tapi ada tambahannya karna bapaknya sudah
mengantarkan saya dan mau menemani mengantarkan saya mencari bank terdekat
lagi. Dan berterimakasihlah saya dengan pak ojek, karna beliau bisa mengantarkan
saya ketempat yang saya tuju.
v Bus
Alhamdulillah dengan perjalanan
pagi sampai hampir menjelang siang hari, saya baru selesai regristrasi.
Melanjutkan dengan tujuannya yaitu kekampus tercinta IAIN Tulungagung. Didepan
tepatnya dipinggir jalan raya untuk menanti bus lewat. Menunggu adalah hal yang
membosankan untuk saya, ada sekitar 1 jam menunggu bus belum juga datang, ada
apalah dengan hari ini. Rasanya pengen jalan pulang kembali dirumah mbah. Setelah
itu datanglah bus untuk mengantarkan saya ketempat tujuan melakukan hasil
selanjutnya, yaitu untuk memenuhi syarat pengambilan KRS dikampus, karna hari
mulai siang. Tibalah saya diperempatan Tirto, ketemulah saya dengan teman-teman
satu kamar, dan saya dipanggil untuk ikut makan siang bersamasama. Kemudian
salah satu teman saya berkeinginan kasian kepada saya, padahal saya tidak mau
dikasihani “Haduuuh nasip anak perantauan kayak ginilah, jauh dari orang tua
dan banyak dikasihani”. Makan siang sudah tinggal menunggu hari selanjutnya untuk
konsultasi sama dosen pembimbing, tapi menunggu hari untuk konsultasi sama dosen
mau pulang keblitar tempat mbah saja liburan bantu-bantu mbah dirumah.
Untuk menunggu kejenuhaan liburan
saya mau pulang kembali kerumah mbah yang diblitar, sama temen-temen tidak
boleh pulang dulu besok ikut jalan-jalan, ya saya mau saja karena dirumah juga
jenuh tidak ada hiburan yang mengasikkan. Temen saya mengajak jalan-jalan pergi
melihat indahnya pantai, dimana saya belum pernah diajak jaln-jalan oleh mereka
karna selalu tidak tepat waktunya ketika saya diajak mereka.saya menerima
ajakan mereka untuk pergi jalan-jalan, inilah ajakan temen-temen.
Aisyah “: Mbk wik,,, jangan pulang dulu, masak gak
capek baru aja datang
ditulungagung mau pulang lagi?
Saya “: Dalem,, iya, ya “”kemudian saya pun
menceritakan kejadian tadi pagi dimana
saya melakukan regristrasi kebank.
Nila “: Iya ikut kita aja jalan-jalan dari pada
sendirian dikos, nanti biar aku ada
temennya hehehe (tertawanya seolah mengajak)
Saya “: Boleh deeh kalok begitu, jugaan temen-temen
yang lain nggak ngajak aku
v Pantai
Tibalah pada hari kedua yaitu 2
februari 2016, tepatnya untuk pergi jalan-jalan melihat indahnya suaana
pantai yang tersembunyi, dan ternyta dibalik wilayah tulungagung ini terdapat
keindahan alam yang sangat luar biasa untuk dilihat. Perjalanan yang cukup
melelahkan tapi jika bareng-bareng dengan teman-teman rasa capek hilang seakan
seneng terus, dan ingin melihat keindahan alam yang tersembunyi lagi. Dari petunjuk-petunjuk
jalan terlewati oleh kami para pemberani “waduuuh pemberani jalan kaki” .
Setibanya dipantai pertama semua bisa mengendarai kendaraan sampai dipinggir pantai,
yaitu “pantai sidem”, pantai yang indah disana berbagai tawa canda melihat keindahan
pantai, dan selanjutnya setelah puas untuk mengambil gambar dipantai tersebut,
kami melanjutkan perjalanan kembali, untuk menuju pantai selanjutnya “kayak
petualang aja”, ada tiga pantai yang kami lalui dan perjalanan yang dikedua pantai
cukup jauh. Kita harus melewati jalan yang terjal licin karna habis hujan, dan naik
gunung turun gunung itulah yang kamu lalui hanya untuk melihat keindahan pantai.
Sesampai dipantai seperti biasa kami berfoto-foto dengan keindahan pantai, dan ternyta
banyak pengunjung juga tidak hanya keluarga tetapi perempuan-perempuan cantik
mau berjalan jauh dan becek-becekan untuk melihat keindahan pantai.
v Anak Limbad
Kembali menuju jalan pulang,
melewati jalan-jalan yang terjal dan licin kembali, kemudian dalam perjalanan
santai dan saling bercanda tawa, ditengah perjalanan, sedikit rintik hujan yang
turun sesampainya akan melewati pom bensin kami akan beristirahat dan
dilanjutkan makan siang. Dan ternyta dalam pertengahan perjalanan, hujan malah
semakin deras, akhirnya basah kuyup, dan kedinginan. Dari arah depan temen saya
yang mengendarai sepeda motor tiba-tiba berhenti dan didepannya mereka ada
mobil yang berhenti juga dan belakangnya itu ada saya yang juga mengendarai sepeda
motor, dari arah yang sama ada ibu-ibu yang sedang mengendari motor melewati
jalan tengah, sambil membenarkan bawaan yang ada dimotornya. Setelah saya
melewati ibu-ibu itu dengan pelan-pelan karena hujan jadi jalan aspalnya licin.
Kemudian setelah saya yang berada didepan ibu itu, teman saya yang berhenti
tadi tidak memasang lampu sen, setelah itu tidak ingat apa yang telah terjadi
dan kepada saya, setelah saya buka mata saya sudah berada dibawah motor ibu-ibu
tadi. Lalu teman yang saya bawa jatuh berada didepan saya dengan tangan memar,
dan teman yang ada didepan saya tadi hanya melihat dengan terkejut apa yang
mereka orang lihat. Saya dibantu oleh seorang bapak-bapak pengendara motor juga
untuk monolong mengangkat ban motor ibu itu tadi agar saya bisa keluar dari
bawah motor tersebut, kemudian barulah kami beristirahat dipom bensin, dan
banyak orang yang melihatnya dengan heran-heran. Ibu yang naik motor tadi
bukannya malah turun dari motornya ketika ia melihat saya berada dibawah motornya,
ya mungkin karna ibunya bingung mau bagaiman. Setelah sampai dipom bensin
bersihkan pakaian, terasa perih bagian pinggang dan lutut kaki kana saya, kemudian
saya meneruskan perjalanan untuk pulang padahal itu masih hujan deras banget.
*****
Sesampinya dikos temen satu kamar
bingung karna saya katanya jauh dari keluarga dll. Kata teman saya begini
Temen :“mbk wik maafkan kita ya, gara-gara kita mbk
jadi kayak gini, cobakalok gak
ikut pasti gak jatuh kayak gini”
Saya:“ndak apa-apa kok, kan kalok gak gini gak bersama
kalian dan jalan-jalan bareng,
kalok tau mau kayak gini semua orang juga gak akan mau
pergi to”
Temen :”besok jangan pulang keblitar dulu ya mbk, dikos
saja kita rawat.
Saya :”ndak kok aku harus pulang, karna nanti mbah
nyariin aku, udah aku bisa kok
tenang aja, pasti sembuh, terimakasih loo ya sudah
kasih obat aku.
Malam harinya setelah tertimpa
musibah, ibu saya yang jauh disebrang pulau jawa “Sumatra” telfon, dan bertanya
“Ada apa ndok kok perasaan ibu ndak enak apa kamu sedang sakit, saya jawab
mboten bu”, dan ngobrol yang lainnya. Badan terasa sakit, kata temen ku “sampeyan
kayak Anaknya Limbad mbk, bagimana tidak untung saja itu pinggang gak patah,
Allah masih sayang mbk” saya jawab “iya Alhamdulillah ya, semua itu sydah
direncanakan oleh Allah”. Temen-temen tidak tega ketika melihat saat
kejadian jatuh dan sampai tertabrak oleh motor yang menimpa saya, mereka merasa
sedih dan pengen nangis rasanya jika mengingat kejadiannya. 3 Februari 2016 Pagi
harinya langsung saya bergegas pulang menuju rumah mbah diblitar, dan sama
seperti hari sebelum terkena musibah, menunggu bus sampai beberapa menit belum
datang-datang juga, kemudian satu jam kemudian bus lewat dan langsung bergegas
menuju dalam perjalanan. Temen-temen sudah perhatian dan merawat saya walupun
hanya satu hari. Terasa sudah satu minggu lebih belum juga sembuh perlahanlahan
pasti sembuh, dan kembali masuk kuliah. Semoga menjadi pelajaran untuk saya karena
kalau mau pergi izin (pamitan)dulu sama orang tua, dan ketika dijalan jangan bercanda
berlebihan karna bisa mengakibatkan hal yang tak diinginkan. Ingatlah allah dalam
setiap kebahagiaan.