AI
JIRUSHI
(Tanda
Cinta)
Kelopak bunga sakura di
awal musim semi mulai bermekaran di kota Kyoto. Hembusan angin membuat kelopak sakura
mulai terjatuh dan berterbangan. Ku hentikan langkah kecilku di bawah lebatnya
pohon sakura.
Sebuah kelopak sakura
jatuh di telapak tanganku. Ku genggam erat kelopak itu dan ku pejamkan mataku
sejenak sembari berharap semoga ini menjadi awal yang baik dalam kehidupanku,
awal kehidupan yang menyenangkan di bangku SMA. Samar-samar ku dengar seseorang
yang ku kenal memanggilku.
“Ohayo, Michiko-chan…”
Ku buka mataku, ku
tolehkan wajahku ke arah seseorang yang memanggilku sambil membAyanon senyum
terbaikku.
“Ohayo, Ayano-chan”.
Ya, dia adalah Ayano
Ishikawa, satu-satunya teman yang ku punya. Sulit bagiku untuk mendapatkan
seorang teman. Aku sendiri adalah Michiko Takahashi.
“Ayano-chan, bagaimana
menurutmu?” sambil mencoba menunjukkan senyum terbaikku kepadanya.
“Mungkin kau takkan
berhasil Mi-chan. Jangan memaksakan diri. Memang benar kalau mendapatkan teman
pada kehidupan SMA ini sangatlah penting. Tapi tak perlu memaksakan diri” jawab
Ayano-chan.
“Itu tidak benar. Jika
dalam tiga tahun kedepan aku tidak memiliki teman sama sekali hidupku pasti
akan sengsara seperti di neraka!”
“Hah? Hidup seperti di
neraka?”
“Aku tak mau hidup
sendirian di SMA”
Huuuh (mendesah).
Daripada kau berlatih tersenyum, lebih baik kau berlatih bicara untuk
mendapatkan teman. Suatu saat kau pasti bisa mendapatkan teman dengan caramu sendiri.
Ganbatte”
“Hai. Ayo kita
berangkat sekarang. Hari ini kan hari pertama kita dan ada upacara penyambutan
bagi murid baru di sekolah. Kita tak boleh sampai terlambat.”
“Hai”.
Kamipun berjalan menuju
sekolah kami, SMA Ouran, SMA terbaik yang ada di Kyoto.
****
Ditengah perjalanan menuju
sekolah, aku melihat seorang anak laki-laki seusiaku dan memakai seragam yang
sama denganku sedang bermain bola di bawah rimbunnya bunga sakura. Tinggi dan
tampan, itulah yang aku pikirkan. Apakah aku bisa memiliki kekasih seperti dia,
apakah aku bisa berteman dengan orang seperti dia. Ditengah-tengah lamunanku,
tiba-tiba sebuah bola melayang mengenai kepalaku dan membuatku terjatuh.
“Michiko-chan, kau
baik-baik saja?”
“Ah….aku tak apa
(sambil menahan rasa sakit). Siapa sih yang menendang bola seenaknya seperti
itu.”
“Gomenne, tadi tanganku
tergelincir” kata anak laki-laki sambil menundukkan kepalanya untuk meminta
maaf kepadaku.
“Hei, seharusnya kau
lebih berhati-hati lagi. Itu kan membahayakan orang lain”, ucap Ayano dengan
nada agak membentak.
“Sudahlah, Ayano-chan.
Aku tidak apa-apa kok. Ini tidak sakit. Ini kukembalikan bolamu.” sambil
tersenyum dan mengembalikan bolanya, walau sebenarnya kepalaku terasa pusing
dan sakit.
Kemudian laki-laki itu
berlalu dan pergi meninggalkan ku dan Ayano. Kami pun melanjutkan perjalanan ke
sekolah sambil berlari karena kami berdua sudah hamper terlambat.
****
Setibanya di sekolah,
kuganti sepatu sekolahku dengan sepatu uwabaki yang telah disiapkan untuk
masing-masing siswa. Ya. Itu adalah suatu peraturan di sekolah kami. Kami harus
memakai uwabaki saat mengikuti pembelajaran di kelas.
Aku pun memasuki
kelasku dengan harapan akan mendapatkan teman. Ternyata semua siswa sudah
memilki kenalan dan membuat kelompok, namun hanya aku sendiri yang tidak
memiliki teman. Ayano-chan sudah memiliki teman baru. Ia begitu mudah
mendapatkan teman baru.
***
2 Minggu Kemudian
Sekarang aku sudah
memiliki teman baru juga, yaitu Takako Chino dan Chiriko Tsurumi. Mereka berdua
adalah teman baruku di SMA ini, meskipun untuk mendapatkannya aku membuat
sedikit kebohongan kepada mereka berdua, karena yang mereka bicarakan hanya
tentang kekasih dan kehidupan mewah mereka saja, jadi aku membuat kebohongan
bahwa aku juga sudah memiliki kekasih. Padahal pada kenyataannya aku tidak
memilikinya dan aku meminta Ayano untuk berpura-pura menjadi kekasihku.
Tapi kebohongan yang ku
buat sepertinya tidak akan bertahan lama.
Saat sedang di toilet,
tak sengaja aku mendengar percakapan antara Takako dan Chiriko yang mengatakan
bahwa mereka tidak percaya kepadaku bahwa aku mempunyai kekasih dan ditambah
lagi mereka belum pernah melihat fotoku dengan kekasihku.
****
Dalam perjalanan
pulang, aku terus berpikir, bagaimana caranya aku bisa mendapatkan kekasih atau
paling tidak mendapatkan foto seorang laki-laki.
Tidak sengaja aku
melihat melihat pria tampan yang tidak lain adalah orang yang pernah kulihat
sedang bermain bola di bawah pohon sakura beberapa bulan lalu, yakni Kyoya Sata.
Aku pun mengikutinya, dan berdiri didepannya, dan dengan cepat ku mengambil fotonya.
“Ah, pas sekali, dia
menoleh kesini”, kataku sambil tersenyum.
Kyoya pun tampak
terkejut dan tersadar bahwa aku sedang mengambil fotonya. Aku pun mencoba
mengalihkan perhatiaanya. Kemudian aku berlari sekuat tenaga.
****
Di dalam kamar.
“Uh, apa yang aku
lakukan? Bodoh sekali aku ini. Tapi dengan ini aku kebohonganku tak akan
terbongkar.” Sambil memandangi foto laki-laki itu.
****
Keesokan harinya di sekolah, aku pun menunjukkan
foto tersebut kepada Chiriko dan Takako, dan aku pun mengatakan kepada mereka
berdua bahwa pria di foto itu adalah kekasihku.
“Woow, aku tidak
menyangka bahwa dia adalah kekasihmu Mi-chan. Tapi sepertinya aku pernah
melihat orang ini dimana ya?”, kata Chiriko sambil terus memandangi foto itu.
“Oh iya, dia kan
Kyoya-senpai dari kelas 2-1, yang model itu lho. Bagaimana kamu bisa menjadi
kekasihnya Mi-chan?” kata Takako yang penasaran.
“Ah? gawat bagaimana
ini. Aku tak boleh ketahuan oleh mereka berdua bahwa aku telah berbohong.
Bisa-bisa aku akan dikeluarkan dari grup mereka. Bagaimana ini.” Kataku dalam
hati.
Tak lama kemudian
Kyoya-san lewat di depan kelasku. Dan membuat Chiriko dan Takako semakin
penasaran dengan hubungan mereka. Chiriko dan Takako pun segera mendekati
Kyoya-san. Tetapi sebelum mereka berdua mendekati Kyoya, aku sudah lebih dulu
menghampirinya dan menarik tangannya untuk keluar dari kelas.
****
Di taman sekolah, aku
duduk bersama Kyoya senpai. Ia tampak heran kenapa aku menariknya keluar dari
kelas.
“Gawat, bagaimana ini.
Ternyata dia juga murid di sekolah ini.” Pikirku dalam hati. Tak sengaja
terlitas ide di pikiranku dan langsung terucap tanpa kusadari.
“A..anu…senpai. apakah
kau mau pura-pura berpacaran denganku senpai?”
“Oh? tapi bukankah kau,
orang yang mengambil fotoku kemarin. Tapi baiklah. Tak masalah berakting
berpacaran denganmu. Ayo kita pura-pura berpacaran” jawab Kyoya-senpai sambil
tersenyum.
“Baik sekali dia. Tak
hanya penampilannya saja yang sempurna, dia seperti pangeran…” pikirku dalam
hati.
Tetapi sesaat kemudian
ekspresi wajahnya mulai berubah. Dan ia berkata kepadaku bahwa ia menginginkan
imbalan sebagai gantinya dan aku harus menjadi pelayannya.
“tetapi sebagai imbalan
kau harus menjadi pelayanku, kau setiap hari haris membuatkanku bento, dan
membantu ku untuk hal-hal yang lain, seperti membersihkan rumahku, mencuci
bajuku, dan yang lainnya.”
“Aku tak mau
melakukannya”
“Oh? Kau boleh saja
menolaknya, kau boleh tidak. Tapi aku minta maaf jika aku membeberkan rahasia
ini. Nona Serigala”
Mau tak mau aku pun
harus melakukan apa yang kyoya minta.
“Sepertinya tidak buruk
untuk menghabiskan waktuku denganmu”, katanya sambil tersenyum.
*****
Di kamar
“Ah, mengerikan sekali
dia. Senyumannya menakutkan. Tapi tak apalah asalkan kebohongan yang kulakukan
tak terbongkar. Sekarang jalani saja dan turuti apa yang dia minta.” Kataku
sambil mencoret-coret buku di atas kasur.
“Baiklah Mi-chan
lakukan saja dan rsemangatlah” kataku untuk menghibur diri sendiri.
*****
1 bulan berlalu. Hari
ini hujan turun dengan lebatnya.
Kyoya-kun dan aku juga
lupa tidak membawa payung. Kami berdua pun berjalan pulang dalam keadaan basah
kuyup.
****
Keesokan harinya.
Seperti biasa aku
menghampiri Kyoya untuk pergi ke sekolah. Saat hendak membuka pintu rumahnya tak
sengaja tanganku menyentuh dahinya. Panas, itulah yang kurasakan.
“Kyoya-kun, apa kau
baik-baik saja? Kau demam? Ayo masuk aku akan merawatmu!”, kataku sedikit
khawatir.
“Ah? Hai apa yang kau
lakukan?”
“Kau tak boleh kemana-mana?
Aku akan ukur suhu tubuhmu dan membelikanmmu beberapa obat? Tunggu disini dan
istirahatlah!”.
Ku ukur suhu tubuhnya
ternyata suhu tubuhnya sekarang 37,3° Celsius. Aku pun segera berlari menuju
apotek untuk membelikannya obat dan membuatkannya bubur.
Sesaat kemudian.
“Kyoya-kun bangunlah?
Ayo makan buburmu dan minum obatmu ini?”, sambil menempelkan plester penurun
panas.
“Apa kau punya niat
lain? Kenapa kau melakukan semua ini?”, kata Kyoya-kun penuh dengan rasa
penasaran.
“Tidak, aku tidak punya
niat lain. Aku hanya ingin membantumu. Aku yak punya niat lain. Baiklah aku
akan akan pergi ke sekolah dulu. Jangan lupa makan buburmu itu dan minumlah
obatmu. Sepulang sekolah aku akan memeriksa kamu lagi Senpai . Semoga cepat
sembuh.” Kataku sambil mengambil tas sekolahku dan berjalan keluar dari rumah
Kyoya-kun.
Aku pun segera berlari
menuju ke sekolah, agar tidak terlambat.
****
Setiap hari aku
membuatkan bekal, mencucikan baju, membersihkan rumah kyoya-kun, juga
merawatnya ketika sakit. Semua itu kulakukan agar rahasiaku tak terbongkar. Dan
itu berhasil tak ada seorang pun temanku yang tahu kalau aku sebenarnya tidak
berpacaran dengan kyoya-kun, kecuali Ayano-chan, karena aku selalu bercerita
kepadanya tentang semua yang kualami, karena kami berdua sudah berteman sejak
kecil. Aku sangat bersyukur sekali dengan hal itu. Tetapi aku juga ada
benih-benih cinta yang timbul di dalam hatiku. Aku jatuh cinta pada Kyoya. Aku
menyukai Kyoya-kun. Aku ingin benar-benar memiliki hubungan dengannya. Tapi
apakah dia menyukaiku. Itulah yang tak kuketahui. Aku pun hanya menyimpan rasa
itu.
*****
2 bulan kemudian di
sekolah
Aku tak menyangka bahwa
Kyoya-kun memiliki banyak fans.
Saat hendak menghampiri
Kyoya-kun ke kelasnya aku bertemu para fans dari Kyoya dan menghentikan
langkahku.
Tanpa basa-basi lagi
mereka langsung bertanya kepdaku apakah benar bila aku menjalin hubungan dengan
Kyoya-kun. Aku tak bisa mengatakan yang sebenarnya jika aku hanya pelayannya,
dan ku kukatakan bahwa aku memang menjalin hubungan dengan Kyoya-kun.
Ekspresi wajah mereka
pun berubah setelah apa yang kukatakan dan menjadi marah, mereka merasa tak
terima atas apa yang aku katakan. Dan berniat untuk memukulku.
Sesaat kemudian
Kyoya-kun datang menghampiriku dan menghalangi para fans nya agar tidak
memukulku, kemudian menarik tanganku pergi dari kerumunan para fansnya. Aku
sangat terkejut melihatnya dan hanya mengikuti langkahnya saja, sambil
menundukkan kepalaku. tiba-tiba aku merasakan dadaku berdegub dengan kencang,
aku merasakan ada cinta yang datang kepadaku.
“apakah aku jatuh cinta
pada Kyoya-senpai. Ah? Tak mungkin? Tak mungkin aku jatuh cinta kepadanya. Dia
hanya menolongku karena aku sudah melakukan apa yang dia minta. Jangan
memikirkan hal yang aneh dong Mi-chan”, ucapku kepada diriku sendiri.
Tak ku sangka kami
sudah berjalan sampai di jalanan kota Kyoto. Saat tengah berjalan aku melihat
beberapa pasangan muda-mudi tengah berjalan berdua kelihatan serasi. Aku pun
bertanya dalam hati, pakah aku bisa seperti itu dengan Kyoya, menjalin hubungan
yang sebenarnya bukan lagi pura-pura. Aku mulai menyukainya, tapi apakah dia
menyukaiku. Mungkin aku hanya pengganggu baginya.
Sesaat kemudian
kurasakan perutku terasa aneh, sakit. Tanganku memegang perutku erat-erat
sambil mengikuti langkah Kyoya agar tidak tertinggal. Tapi aku merasa tak kuat
lagi. Aku pun terduduk di tengah jalan. Kyoya-kun pun menoleh ke arahku. Ia
tampak terlihat khawatir kepadaku.
“hei, ada apa? Mi-chan,
kau kenapa? Apa kau tak apa-apa? Apa kau sakit?” tanya Kyoya dengan raut wajah
penuh kekhawatiran saat menghampiriku.
“Pe…Perut. aku hanya
sakit perut, ini karena aku sedang datang bulan. Tak apa ini sudah biasa.
Biarkan aku duduk sebentar.” Kataku sambil terus memegangi perutku.
“ayo kita pergi ke kafe
itu dulu dan ku belikan obat untukmu. Cepat berdirilah!”, katanya sambil
mengulurkan kedua tangannya kepadaku.
Aku pun menurutinya dan
berjalan ke kafe yang ditunjukkan Kyoya.
*****
Di Kafe Sakura
Kyoya pun berlari
menuju apotek.
Sesaat kemudian.
“Minumlah obatnya dan
istirahatlah sampai kau merasa baikan?”
“Kau repot-repot pergi
ke apotek untuk membelikaknku obat ini?”, kataku terkejut.
“Berterimakasihlah
karena aku sudah menjadi pelayanmu.”
“Arigatou, berapa
harganya?”
“tak usah. Itu sebagai
ganti karena kau sudah menjagaku waktu aku sakit dulu. Jadi tak perlu diganti.
Cepat minumlah!”
Tiba-tiba aku bertanya
tentang sesuatu hal yang selama ini mengganjal dihatiku.
“A..Anu, bagi Kyoya-kun
aku ini apa? Apakah aku hanya mainan yang menghabiskan waktumu dan hanya
sebagai pelayanmu? Apa hanya sebatas itu? Apa tidak ada sedikit perasaan
special?”, kataku dengan penasaran.
“entahlah…”
“tolong… kasih tahu
aku?”
“aku menyukaimu
Michiko. Apa kau tidak menyadarinya? Jika aku tak menyukaimu pasti aku tidak
menghabiskan banyak waktu bersamamu. Jadi seperti itulah. Dari dulu aku sudah
menyukaimu.”
“itu bohong kan? Kau
bohong kan? Benarkah?” kataku yang semakin penasaran.
“jadi apakah kau mau
kencan denganku?” kataku kemudian.
Sesaat kemudian
ekspresi wajah kyoya pun berubah.
“hei, kau mau aku
berakting seperti ini sampai kapan?”
“huh?”
“kau ini memang
berpikiran sempit. Mudah sekali percaya pada orang lain. Tadi itu hanya
bercanda saja, jadi kau menganggap yang barusan itu serius?”
Aku pun tak bisa
menahan rasa marahku. Kenapa ia mempermainkaku seperti itu. Aku pun langsung
mengambil gelas yang ada di depanku dan menunpahkan isinya ke wajah Kyoya-kun. Ia tampak sangat
terkejut.
“kau jahat! Aku harap
tak akan pernah melihatmu lagi!” kataku sambil menangis.
Aku pun berlari
meinggalkannya sambil menangis.
“aku memang Bodoh.”
****
Di Rumah.
“Kau memang jahat
Kyoya. Aku membencimu! Aku mengerti sekarang, dia taidak peduli kepadaku,
ternyata semua itu hanya pura-pura saja. Cukup sudah, aku sudah lelah, aku
lelah”. “Kenapa aku sebodoh itu? Kenapa aku selalu percaya padanya? Kenapa aku
juga harus jatuh cinta kepada Kyoya-senpai?”. “Aku ini kenapa”
Aku menangis
sejadi-jadinya dank arena kelelahan aku pen tertidur.
****
Malam harinya di rumah.
“Mi-chan kau tidak mau
makan? Ayo makan malam bersama?” panggil Haha (Ibu)
“aku tak mau makan
Haha. Aku mau tidur saja”
“pacarmu datang lho
Mi-chan. Ayo makan bersama.”
Aku sangat terkejut
mendengar hal itu. Kenapa ibu berkata kalau pacarku dating. Aku pen segera
membuka pintu kamarku. Tanpa kuduga ternyata Kyoya-kun sudah berdiri di depan
kamarku.
Ia pun langsung
memelukku. Aku sangat terkejut dengan sikapnya.
“Gomenne Mi-chan,
sebenarnya aku tak mau menyakitimu seperti yang ku tadi siang. Sebenarnya aku
hanya ingin mengujimu, apakah kau benar-benar tulus mencintaiku atau kau hanya
memanfaatkan ketampananku seperti gadis-gadis yang lain demi ketenaran mereka
saja. Dan ternyata kau berbeda dengan mereka, keu tulus, itu terlihat saat kau
merawatku saat sakit. Sebenarnya aku juga menyukaimu. Aishiteru Michiko-chan”
Aku pun langsung
mendorongnya. Aku langsung menangis.
“Kenapa kau berbohong
lagi kepadaku? Kenapa?”, kataku sambil setengah berteriak.
“Aku tidak bohong. Aku
memang menyukaimu.” Kemudian tangan Kyoya pun terulur ke leherku. Aku pun
memejamkan kedua mataku. Sesaat kemudian ku buka mataku.
“Lihatlah di lehermu!
Itu adalah tanda bahwa kau adalah milikku dan tanda bahwa aku menyukaimu.
Maukah kau menjadi kekasihku?”
“Ya, aku bersedia
menjadi kekasihmu?”
Aku sangat terkejut dan
menangis dalam artian bahagia. Cinta yang selama ini kurasakan akhirnya
terbalaskan. Aku pun mengabadikan moment itu dengan berfoto berdua.
Semenjak saat itu kami
berdua menjalin hubungan yang sebenarnya bukan lagi hanya pura-pura. Akhir
bahagia yang kuinginkan akhirnya dapat kuwujudkan mempunyai seorang kekasih dan
teman yang setia.
#######Tamat########