Sabtu, 25 Maret 2017

PENEGASAN ISTILAH DALAM PENELITIAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Penelitian ilmiah merupakan suatu proses yang dilakukan secara sistematis dan objektif dengan melibatkan unsur penalaran dan observasi untuk menemukan, memferivikasi, dan memperkuat teori serta untuk memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan. Berdasarkan pendekatan yang dipakai, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Masing-masing pendekatan tersebut memiliki paradigma, asumsi, karakteristik tersendiri. Kedua pendekatan penelitian tersebut dapat diwujudkan dalam proses penelitian yang komprehensif.
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan dengan menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Metode yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah metode dedutif, yaitu teori ilmiah yang telah diterima kebenarannya dijadikan acuan dalam mencari kebenaran selanjutnya. Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistic dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Pada suatu konteks khusus, penelitian kualitatif dapat memanfaatkan berbagai metode alamiah.[1]
Penelitian memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan sebagai suatu kesatuan. Setelah menentukan permasalahan dan variabel penelitian, maka peneliti juga harus merumuskan penegasan masalah. Penegasan masalah dirumuskan menjadi dua, yaitu secara konseptual dan operasional. Penegasan istilah bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman baik dari penguji maupun pembaca pada umumnya mengenai variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian. Oleh karena itu dalam makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai penegasan istilah dalam penelitian.

B.       Rumusan Masalah
1.         Bagaimana pengertian dan fungsi penegasan istilah?
2.         Bagaimana macam-macam penegasan istilah?
3.         Bagaimana cara menyusun penegasan istilah?

C.      Tujuan Pembahasan
1.         Menjelaskan pengertian dan fungsi penegasan istilah.
2.         Menjelaskan macam-macam penegasan istilah.
3.         Menjelaskan cara menyusun penegasan istilah.


A.      Pengertian dan Fungsi Penegasan Istilah
Dalam sebuah penelitian kuantitatif maupun kualitatif, setelah variabel–variabel diidentifikasikan dan diklasifikasikan, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan melalui penegasan Istilah. Penegasan istilah berfungsi untuk menghindari kesalahpahaman pembaca dalam memahami istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Berikut ini terdapat beberapa pengertian mengenai penegasan istilah, antara lain: [2]
1.    Widjojo Hs menyatakan bahwa penegasan istilah adalah batasan pengertian yang dijadikan pedoman untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan missal penelitian.
2.    Nur Salam mengungkapkan bahwa penegasan istilah adalah definisi berdasarkan karateristik yang dapat diamati atau di ukur, dapat diamati artinya memungkinkan penelitian untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat dalam suatu obyak atau fenomena yang dapat diulang oleh orang lain.
3.    Wasis menyatakan bahwa penegasan istilah adalah definisi ketika variable-variabel penelitian menjadi bersifat operasional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penegasan istilah adalah batasan pengertian atau definisi tentang istilah-istilah atau variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian serta dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diukur dan diamati. Sehingga penegasan istilah berfungsi untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah-istilah atau variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian, baik dari penguji maupun pembaca pada umumnya dan memberikan gambaran umum dari tulisan secara keseluruhan, yang akan menjadi dasar dalam upaya menjawab pertanyaan penelitian dan mengumpulkan data.

B.       Macam-macam Penegasan Istilah
Dalam penelitian perlu adanya penegasan istilah agar peneliti dan pembaca tidak mengaitkan pikiranya dengan hal lain. Secara umum dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif, penegasan istilah terbagi menjadi dua macam, yaitu:[3]
a.    Definisi konseptual bagian dari penegasan istilah yang menjelaskan mengenai pengertian atau definisi dari variabel-variabel atau istilah-istilah dalam penelitian yang sifatnya universal (menyeluruh) untuk suatu kata maupun kelompok kata berdasarkan pendapat dari para pakar maupun studi pustaka. Definisi ini biasanya bersifat abstrak serta formal.
b.    Definisi operasional merupakan bagian dari penegasan istilah yang berisi mengenai penjelasan dari konsep yang dapat diukur dan didefinisikan oleh peneliti (definisi menurut bahasa peneliti sendiri, bukan definisi para pakar maupun studi pustaka).
Dengan demikian definisi operasional tidak boleh mempunyai makna yang berbeda atau bertentangan dari definisi konseptual. Sehingga penegasan istilah secara konseptual dan operasional berfungsi untuk menghindari kesalahpahaman baik dari penguji maupun pembaca pada umumnya serta merupakan gambaran umum dari tulisan secara keseluruhan, yang akan menjadi dasar dalam upaya menjawab pertanyaan penelitian dan mengumpulkan data.

C.      Cara Penyusunan Penegasan Istilah
Suatu konsep mengenai variabel yang sama dapat memiliki definisi operasional yang lebih dari satu dan berbeda-beda antara penelitian yang satu dan yang lainnya. Peneliti harus memilih dan menentukan definisi operasional yang paling relevan dengan variabel penelitian. Berikut ini terdapat tiga pola yang dapat digunakan untuk menyusun penegasan istilah, antara lain:[4]
a.    Definisi Pola 1
Definisi yang disusun atas dasar kegiatan lain yang terjadi yang tidak dilakukan atau yang harus dilakukan dalam memperoleh variabel yang didefinisikan sehingga menyebabkan gejala atau keadaan yang didefinisikan menjadi nyata atau dapat terjadi dengan menggunakan prosedur tertentu. Definisi ini adalah yang menekankan operasi atau manipulasi apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan keadaan atau hal yang didefinisikan, terutama berguna untuk mendefinisikan “variabel bebas”. Contoh:
1.    Frustasi adalah keadaan yang timbul sebagai akibat tidak tercapainya hal yang sangat diinginkan padahal sudah hampir tercapai.
2.    Lapar adalah keadaan dalam individu yang timbul setelah dia tidak makan selama 24 jam.
3.    Garam Dapur adalah hasil kombinasi kimiawi antara natrium dan Clorida.
4.    Konflik adalah keadaan yang dihasilkan dengan menempatkan dua orang atau lebih pada situasi dimana masing-masing orang mempunyai tujuan yang sama, tetapi hanya satu orang yang akan dapat mencapainya.
b.    Definisi Pola 2
Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara beroperasinya hal-hal yang didefinisikan, yaitu berupa apa yang dilakukannya atau apa yang menyusun karaktersitik-karakteristik dinamisnya yang diperlihatkan dalam bentuk perilaku yang nyata dan dapat diamati berkaitan dengan tipe atau keadaan orang yang bersangkutan. Dikarenakan cara pendefinisian variabel didasarkan pada sifat dinamis yang ada pada subjeknya, maka cara operasionalisasi seperti ini sangat cocok untuk mendefinisikan variabel tergantung. Contoh:[5]
1.    Orang cerdas adalah orang yang tinggi kemanpuannya dalam memecahkan masalah, menggunakan bahasa dan bilangan.
2.    Dosen yang otoriter adalah dosen yang menuntun mahasiswanya melakukan hal yang dapat seperti yang digariskannya, suka memberi komando dan mengutamakan hubungan formal dengan mahasiswanya.
3.    Bodoh adalah seseorang yang rendah kemampuannya baik dalam memecahkan soal atau dalam memahami bilangan.
c.    Definisi Pola 3
Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu nampak atau dimunculkan, yaitu apa saja yang menyusun karakteristik-karakteristik statisnya berdasarkan kriteria pengukuran yang diterapkan pada variabel yang didefinisikan. Dalam hal ini angka atau skor pada alat ukur dianggap representasi dari konsep mengenai variabel yang diukur. Contoh:[6]
1.    Kecerdasan yang secara konseptual memiliki banyak sekali definisi dapat dioperasionalkan sebagai IQ pada skala WAIS, atau dioperasionalkan sebagai angka yang diperoleh pada tes SPM.
2.    Orang pandai dapat didefinisikan sebagai orang yang mempunyai ingatan kuat, menguasai beberapa bahasa asing, kemampuan berpikir baik, sistematis dan mempunyai kemampuan menghitung secara cepat.
3.    Ekstraversi adalah kecenderungan seseorang yang lebih menyukai berada dalam suatu kelompok daripada menyendiri.
Dengan demikian setelah penegasan istilah secara konseptual dan operasional selesai dirumuskan, maka prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah dioperasionalkan. Jadi peneliti telah menyusun prediksi tentang kaitan berbagai variabel penelitiannya itu secara operasional dan dapat diuji melalui data empiris.

A.      Kesimpulan
1.    Pengertian Penegasan Istilah
Penegasan istilah adalah batasan pengertian atau definisi tentang istilah-istilah atau variabel-variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diukur dan diamati.
Fungsi Penegasan Istilah
Penegasan istilah berfungsi untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah-istilah atau variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian, baik dari penguji maupun pembaca pada umumnya dan memberikan gambaran umum dari tulisan secara keseluruhan, yang akan menjadi dasar dalam upaya menjawab pertanyaan penelitian dan mengumpulkan data
2.    Macam-macam Penegasan Istilah
a.    Definisi konseptual bagian dari penegasan istilah yang menjelaskan mengenai pengertian atau definisi dari istilah-istilah dalam penelitian berdasarkan pendapat dari para pakar maupun studi pustaka.
b.    Definisi operasional merupakan bagian dari penegasan istilah yang berisi mengenai penjelasan dari konsep yang dapat diukur dan didefinisikan oleh peneliti.
3.    Cara Menyusun Penegasan Istilah
a.    Definisi pola 1 yaitu definisi yang disusun atas dasar kegiatan lain yang terjadi yang tidak dilakukan atau yang harus dilakukan dalam memperoleh variabel yang didefinisikan.
b.    Definisi pola 2 yaitu definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara beroperasinya hal-hal yang didefinisikan.
c.    Definisi pola 3 yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu nampak atau dimunculkan berdasarkan kriteria pengukuran yang diterapkan pada variabel yang didefinisikan.



[1] Anamar Liana, “Metode Penelitian” dalam http://anamarliana23.blogspot.co.id/, diakses 3 Maret 2017
[2] Siti Maryati, “Penegasan Istilah dan Skala Pengukuran Penelitian” dalam http: Sitimaryati.blogspot.com/, diakses 18 Maret 2017
[3] Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hal. 72
[4] Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 129
[5] Ibid., hal. 130
[6] Ibid