BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Cerpen
Cerita pendek merupakan satu karya sastra yang sering kita
jumpai di berbagai media massa. Namun demikian apa sebenarnya dan bagaimana
ciri-ciri cerita pendek itu, banyak yang masih memahaminya. Kita juga harus mengetahui
apa itu cerpen, supaya kita bisa memahami dan mengamalkan penulisan cerpen
dalam kehidupan kita sehari-hari.
Menurut
Suroto cerpen
ialah suatu karangan prosa yang berisi cerita sebuah peristiwa kehidupan
manusia pelaku/tokoh dalam cerita tersebut. Dalam karangan tersebut dapat pula
peristiwa lain tetapi peristiwa tersebut tidak dikembangkan sehingga
kehadirannya hanya sekedar sebagai pendukung peristiwa pokok agar cerita tampak
wajar. Ini berarti cerita hanya dikonsentrasikan pada satu peristiwa yang
menjadi pokok cerita.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah sebagai berikut, cerita artinya tuturan yang membentang
bagaimana terjadinya suatu hal, sedangkan pendek berarti kisah pendek (kurang
dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan
diri pada satu tokoh dalam situasi atau suatu ketika.
Menurut
Nursito mengatakan cerpen ialah cerita yang hanya menceritakan satu peristiwa
dari seluruh kehidupan pelakunya pendek. Cerita pendek merupakan cerita yang
pendek, namun tidak setiap cerita yang pendek digolongkan ke dalam cerpen.
Menurut
Surana, cerita pendek menceritakan pokok
persoalan yang sama dengan roman, yaitu perikehidupan manusia. Hanya dalam
cerpen tidak terdapat uraian yang panjang lebar. Yang diceritakan adalah
sejumput dari kehidupan yang menimbulkan pertikaian yang harus
diselesaikan.
Jadi,
dari beberapa pendapat ahli di atas penulis dapat disimpulkan pengertian dari
cerpen yaitu cerpen merupakan suatu karangan pendek, yang pada dasarnya hanya
memiliki satu peristiwa, pertikaian serta penyelesaiannya. Dalam cerpen juga
hanya menceritakan satu orang tokoh saja, yaitu yang dinamakan dengan tokoh
utama.
B.
Ciri-ciri Cerpen
Ciri-ciri
cerita pendek menurut pendapat Sumarjo dan Saini sebagai berikut.
1.
Ceritanya
pendek ;
2.
Bersifat
rekaan (fiction)
3.
Bersifat
naratif, dan
4.
Memiliki
kesan tunggal
Pendapat lain mengenai ciri-ciri cerita pendek di
kemukakan pula oleh Lubis dalam Tarigan sebagai berikut.
1.
Cerita
Pendek harus mengandung interprestasi pengarang tentang konsepsinya mengenai
kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.
Dalam sebuah
cerita pendek sebuah insiden yang terutama menguasai jalan cerita.
3. Cerita pendek harus mempunyai seorang yang menjadi
pelaku atau tokoh utama.
4. Cerita pendek harus satu efek atau kesan yang menarik.
Menurut
Morris dalam Tarigan, ciri-ciri cerita pendek adalah sebagai berikut.
1.
Ciri-ciri
utama cerita pendek adalah singkat, padu, dan intensif (brevity, unity, and
intensity).
- Unsur-unsur cerita pendek
adalah adegan, toko, dan gerak (scena, character, and action).
- Bahasa cerita pendek harus
tajam, sugestif, dan menarik perhatian (incicive, suggestive, and alert).
Jadi,
ciri-ciri cerpen secara umum adalah :
1. Tidak lebih dari 10.000 kata ( selesai dalam "
sekali duduk"/15-30 menit.)
2. Bersifat Fiksi
3. Fokus cerita pada satu kejadian tunggal
4. Terbatas pada hal-hal yang penting saja
5. Perwatakan tokoh digambarkan sekilas
6. Alur yang digunakan alur rapat
7. Konflik yang ditampilkan tidak menimbulkan perubahan
nasib tokohnya.
C.
Tahap
Penulisan Kreatif Cerpen
Berikut ini adalah tahap-tahap
penulisan kreatif
cerpen:
1.
Menentukan tema cerpen.
Tema merupakan permasalahan dasar
yang menjadi pusat perhatian dan akan diuraikan agar menjadi jelas. Tema sangat
berkaitan dengan amanat/ pesan/ tujuan yang hendak disampaikan kepada diri
pembaca.
2. Mengumpulkan
data-data.
Mencari keterangan, informasi,
dokumen yang terkait dengan peristiwa/ pengalaman yang menjadi sumber inspirasi
cerita.
3. Menentukan
garis besar alur atau plot cerita.
Secara bersamaan dengan tahap ini,
menciptakan tokoh dan menentukan latar cerita.
4. Menetapkan
titik pusat kisahan atau sudut pandang pengarang.
5. Mengembangkan
garis besar cerita menjadi cerita utuh.
6.
Memeriksa ejaan, diksi, dan
unsur-unsur kebahsaan lain serta memperbaikinya jika terdapat kekeliruan.
Dari uraian mengenai tahap-tahap menulis cerpen di atas
dapat diulas bahwa, menulis cerpen dapat dilakukan dengan yang bertahap-tahap
tautu dengan menentukan temanya dahulu, kemudian mencari data serta membuat
garis besar alur atau plot cerita, menetapkan sudut pandang yang akan dipakai
dalam cerita, mengembangkan garis besar cerita yang telah tersusun, serta
menyusun diksi dan kebahasaan yang dipakai dalam cerita.
Tidak jauh beda halnya dengan cara atau langkah-langkah lain
dalam membuat cerpen dari pernyataan di bawah ini.
Cara
lain dalam menulis cerpen adalah sebagai berikut:
1.
Menentukan judul yang menarik
2. Keaslian
ide
3. Materi
yang kuat
4. Opini
yang oke
5. Karakterisasi
6. Narasi
7. Ending
yang menawan
8. Mematuhi
EYD
9.
Ikuti aturan
Dari
hal-hal di atas, dapat diulas bahwa cara membuat cerpen adalah harus memenuhi
ketentuan yang ada, yaitu menentukan judul terlebih dahulu, ide yang dituangkan
merupakan ide kita sendiri,memiliki materi yang kuat untuk mendukung jalannya
cerita, terdapat opini, perwatakan,
membuat ending yang baik dan menarik sehingga pembaca tidak cepat lupa terhadap
yang telah dituliskn oleh pengarang. Dala membuat cerpen juga harus menuruti
dan mematuhi EYD yang berlaku.
Sedikit
berbeda dengan pendapat ahli berikut yang memaparkan mengenai cara atau
langkah-langkah menulis cerpen.
Jadi,
dari langkah-langkah membuat cerpen tersebut dapat disimpulkan bahwa tahap penulisan
kreatif cerpen adalah sebagai berikut:
1.
Menentukan tema
2. Membuat
satu peristiwa penting
3. Menentukan
tokoh dan karakter tokoh
4. Membuat
ending yang baik
5. Tidak
terlepas dari aturan EYD
D. Pengertian Novel
Novel merupakan
bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk
sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel
dapat dibagi menjadi dua golonganyaitu karya serius dan karya hiburan. Pendapat
demikian memang benar tapi juga ada kelanjutannya. Yakni bahwa tidak semua yang
mampu memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah
novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya yang indah, menarik
dan dengan demikian juga memberikan hiburan pada kita. Tetapi ia juga
dituntut lebih dari itu.
Novel syarat utamanya adalah bawa ia mesti menarik, menghibur dan
mendatangkan rasa puas setelah orang habis membacanya. Novel yang
baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel yang baik adalah novel yang
isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya novel hiburan hanya
dibaca untuk kepentingan santai belaka. Yang penting memberikan keasyikan pada
pembacanya untuk menyelesaikannya. Tradisi novel hiburan terikat dengan pola -
pola.
Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa novel serius punya fungsi sosial,
sedang novel hiburan Cuma berfungsi personal. Novel berfungsi sosial
lantaran novel yang baik ikut membina orang tua masyarakat menjadi
manusia. Sedang novel hiburan tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan
tidak membina manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel memikat dan orang mau cepat - cepat membacanya.
Banyak sastrawan yang memberikan
batasan atau definisi novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan
berbeda-beda karenasudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda-beda.
Definisi - definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :
1. Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra
ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya
komunitasnyayang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs).
2. Novel adalah
bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budayasocial, moral,
dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi,M.Pd, Dra. Abdul
Roni, M. Pd)
3. Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu :
undur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena
sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs.
Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
4. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai
unsur-unsur intrinsic (Paulus Tukam, S.Pd)
E. Ciri-ciri Novel
a.
karya sastra berjenis narasi,kadang
di dalamnya terdapat jenis karangandeskripsi
untuk melukiskan suasana.
b.
berbentuk prosac. bersifat
realis,umumnya merupakan tanggapan pengarang terhadaplingkungan sosial budaya
sekelilingnya.
c.
karya sastra
yang berfungsi sebagai tempat menuangkan pikiran pengarangsebagai
reaksinya atas keadaan sekitarnya.
d.
struktur novel
terdiri atas berbagai komponen yang membangunnya.antar lain: alur,penokohan,latar,dan
tema.
F.
Tahap
Penulisan Kreatif
1.
Tahap Pertama - Pemilihan Topik/Tema
Topik
atau tema itu berbeda dengan judul. Kita bisa memberikan judul dari karya tulis
kita belakangan, tapi tema harus ditentukan dulu sebelum kita menulis. Tema
adalah pondasi awal dari pembahasan yang mau kita tuliskan. Saya akan contohkan
tema dari beberapa novel yang saya (dan istri saya) tulis, seperti:
a.
Gadis Kecil di Tepi Gaza - Temanya adalah
seorang gadis kecil Palestine yang menjadi korban dari kekejaman perang di
tanah Palestina.
b.
Wo Ai Ni Allah - Temanya adalah
seorang gadis remaja China yang sedang mencari jati diri dan berkeinginan kuat
untuk mencari Tuhan yang sebenarnya.
c.
Diary Suamiku - Temanya adalah
seorang istri muda yang mengalami penghianatan dan akhirnya menemukan rahasia
di buku catatan suaminya.
Untuk menentukan sebuah
topik/tema, tentunya kita harus memiliki ide yang mau kita bahas atau tuliskan.
Ide itu ada di sekitar kita, apapun bisa kita jadikan bahan untuk menuliskan
sesuatu. Jika kita sudah merasa stag atau kehabisan ide, maka jangan pernah
paksakan diri. Buatlah otak kita refresh barang beberapa saat. Setelah itu kita
bisa browsing di internet, jalan-jalan ke toko buku, datang ke perpustakaan
atau pergi ke suatu tempat untuk mencari sebuah ide yang akan kita jadikan tema
tulisan.
2.
Tahap Kedua - Membuat Kerangka Tulisan (Draft)
Jika
kita sudah menemukan topik/tema, jangan terburu-buru untuk menuliskannya.
Memang lain penulis lain pula cara menulisnya. Ada beberapa penulis yang tidak
pernah membuat kerangka tulisan, begitu menemukan ide untuk tema langsung
ditulis. Salah satunya adalah istri saya. Tapi untuk mempermudah dalam kita
menulis khususnya untuk penulis pemula, membuat kerangka tulisan sangat
diperlukan. Ibarat kita mau pergi ke suatu tempat yang belum pernah kita
ketahui, maka kita perlu tahu jalan yang harus kita lewati. Kerangka tulisan
itu bisa menjadi map dalam kita menjabarkan tulisan menjadi lebih dalam.
Untuk
membuat kerangka tulisan, bisa kita lakukan hal sebagai berikut:
a.
Tuliskan semua ide. Apapun yang muncul di kepala kita tulis di
sebuah catatan, entah itu di sebuah kertas, notepad atau lainnya. Dan inilah
nanti yang akan kita jadikan sebagai draft tulisan.
b.
Mengembangkan ide yang ada. Jika mau menulis buku, kita bisa buat
poin-poin apa saja yang akan kita bahas. Jika mau menulis novel, kita bisa
membuat alur, nama tokoh baik utama maupun pembantu. Fungsi mengembangkan ide
ini adalah untuk menambah daging dalam tulang dari tulisan yang akan kita buat.
c.
Tulislah
dengan gaya bebas. Namanya juga
kerangka, jadi tidak perlu memikirkan aturan penulisan dulu. Kita tulis semua
ide yang muncul, untuk aturan dan tata bahasa bisa kita pikirkan belakangan.
3.
Tahap Ketiga - Menulis (Merangkai Kata)
Dari
kerangka/draft yang kita buat, baru kita jabarkan dengan bentuk rangkaian
tulisan. Poin-poin yang sudah kita buat, kita jelaskan satu persatu. Alur
cerita yang sudah kita rancang, mulai kita tuliskan dalam sebuah cerita. Inilah
fungsinya tadi kita membuat kerangka, karena kita bisa menulis tanpa ada
hal-hal yang terlewatkan.
Tips yang bisa dilakukan disaat
menulis:
a.
Sediakan waktu khusus. Jika kita mau menulis, setidaknya sediakan
waktu khusus 1-2 jam. Ini akan membuat kita lebih konsentrasi dan bisa membuat
sebuah karya tulis yang bagus.
b.
Jauhkan diri dari semua hal yang bisa menganggu. Menulis itu adalah
sebuah karya, bagaimana kita bisa membuat karya yang bagus jika kita
mengerjakannya sambil chat, buka facebook atau twitter, menelpon atau sambil
ngobrol? Untuk itu jauhkan semua itu pada saat kita sedang menulis.
c.
Tuliskan semua yang muncul dari kepala kita. Menulislah dengan
mengalir seperti kita sedang bercerita. Bahkan bila tulisan yang kita buat
sudah mulai melenceng dari kerangka dan topik, jangan pernah menghentikannya
dan tidak perlu di edit. Mulailah merangkai kata dengan gaya penulis bebas yang sudah
pernah saya ulas sebelumnya.
d.
Jangan
memaksakan diri menulis selama ber jam-jam. Mungkin bagi mereka yang sudah
pro dan expert, menulis dalam waktu yang lama adalah
biasa. Tapi bagi penulis pemula, jangan pernah memaksakan diri untuk
menyelesaikan tulisan dalam waktu yang cepat. Untuk menghasilkan karya tulis
yang bermutu dan bagus, diperlukan pikiran yang fresh dan energi yang besar.
Karena itu seorang penulis membutuhkan istirahat dan makanan bergizi yang cukup
4.
Tahap Keempat - Merevisi (Mengedit)
Di saat
menulis tidak perlu mengedit lebih dahulu. Karena tahap untuk merevisi tulisan
kita sudah ada sendiri. Selain itu jika pada saat menulis kita sering merevisi,
akan membuat kita seperti orang yang tidak teguh pendirian. Itulah yang
menyebabkan kita sering menghapus tulisan, merobek kertas saat ada tulisan yang
salah, menulis ulang lagi yang membuat pekerjaan menulis kita tidak kunjung
selesai dan akhirnya menyebabkan stres lalu patah semangat untuk melanjutkan
tulisan.
Dalam
tahap revisi (edit) ini, kita periksa kembali hasil tulisan kita. Mungkin saja
ada ejaan yang salah, tata bahasa yang kurang tepat, poin-poin yang
terlewatkan, penyebutan tokoh yang salah, alur yang tiba-tiba meloncat atau mau
merubah susunan atau jalan ceritanya dan sebagainya. Meski kita menulis dengan
menggunakan microsoft office word terbaru, jangan terlalu mudah percaya dengan
"spell check". Karena bisa jadi kita mau menulis "bisa"
jadinya malah "bias".
Telitilah
semua tulisan mulai awal hingga akhir, karena tulisan yang kita buat ini untuk
dikomersilkan. Memang sangat melelahkan dan membutuhkan waktu, tapi itulah cara
agar kita bisa menghasilkan karya tulis yang bermutu dan bagus. Jika menulis di
blog sendiri dengan bentuk yang acak-acakan, itu sih hak setiap pemilik blog.
Paling pengunjung yang nyasar dan membaca tulisan yang tidak beraturan, akan
menutup blog kita dan tak pernah kembali lagi. Tapi jika tulisan komersil, pembaca
itu membeli karya kita. Jika banyak terjadi kesalahan, maka bersiaplah untuk
menerima komplain dari mereka.
5.
Tahap
Kelima – Penerbitan
Tahap Penerbitan
adalah langkah terakhir dari serangkaian tahapan penulisan. Seorang blogger
bisa meng-upload (mem-publish) artikel yang sudah ditulisnya di blog. Seorang mahasiswa
bisa menyerahkan skripsinya ke dosen pembimbing. Seorang jurnalis bisa
menyerahkan "copy" tulisannya kepada editor. Dan seorang penulis bisa
menyerahkan naskahnya kepada penerbit untuk
diterbitkan atau dicetak.
Setawan djuri o, “Panduan Membuat Karya Tulis”, (Bandung: Yrama Widya, 2005)
Maman
Mahayana, S, Oyon Sofyan (20November
1991).Ringkasan dan Ulasan Novel Indonesia Modern Jakarta: Grasindo