Judul Buku: The
Power Of Writing ( Mengasah
Keterampilan Menulis Untuk Kemajuan hidup )
Penulis:
Ngainun Naim
Tahun terbit:
2015
Tebal: xiv +
230 hlm
Cetakan ke: 1
januari 2015
Oleh:
Dwi Munawaroh
Keterampilan menulis itu merupakan salah satu kunci sukses. Menulis
ternyta banyak pengaruh dan dari pengaruh tersebut masih ada semangat untuk
menulis, apapun itu yang kita fikirkan dan kita tuangkan ide itu untuk
mengembangkan bakat menulis dan semangat menulis. Semua orang pasti sudah
mengenyam bangku pendidikan pasti bisa membaca dan menulis tentunya, dan
ternyata dari menulis kita dapat membuahkan hasil yang membanggakan seperti
dari tulisan yang dibuat bisa dibaca orang dan bisa mengenal kita siapapun
orang yang membaca tulisan kita. Menurut apa yang saya baca dibuku The Power
Of Writing ini “Menulis itu bukan hanya sekedar memindah tulisan dari buku
atau dari ucapan kata-kata dosen lalu kita tulis, tetapi menulis dalam makna
yang sama dengan mengarang, ternyta hanya sebagian kecil saja yang yang mampu
melakukannya.”
Menurut The Liang Gie mengarang adalah “ Segenap rangkaian
kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis
kepada masyarakat pembaca untuk difahami.” Menulis dapat membangkitkan
ide-ide (gagasan) baru serta mengorganisasikan gagasan-gagasan dan menjelaskan
(menjerihkan) konsep-konsep. Menulis itu membantu menyerap dan mengolah
informasi, menyelesaikan masalah menjadikan semangat belajar dan terus belajar.
Karna itu saya mencoba membiasakan menulis dengan apapun dan dimanapun walu itu
tidak setiap hari, mearik dan membuat semangat penasaran untuk saya karna dari
menulis kita menghasilkan sesuatu yang tak dapat diduga misalnya karna menulis
kita dapat lebih dikenal orang yang belum kenal dengan kita dengan postingan
yang kita buat, seperti beliau bapak Ngainun Naim.
Selain itu, yang membuat saya menarik dibuku ini ialah ada judul
yang mengisahkan “Maaf Babu Saja Menulis” luar biasa sekali bukan, saya
sebagai mahasiswa merasa malu karna seorang “(maaf) babu” saja bisa
menuangkan kisahnya dengan Telaten menulis.
Buku ini sangat membantu saya untuk semangat dalam menulis, dengan
sering kita menulis menuangkan apa yang ada dalam fikiran yang dimana nantinya
pasti akan menjadi sebuah karya, dan karya itu akan dibaca oleh beberapa orang.
Jika dengan niat yang pasti kita pasti menjadi seorang penulis seperti beliau
bapak Ngainun Naim. Inspirasi yang luar biasa untuk memberi semangat (spirit
menulis). Berbagai kegiatan dan disituasi pekerjaan, beliau menyempatkan
untuk menulis menuangkan ide dan gagasan yang akan menjadi manfaat bagi pembaca
nantinya.
Bapak Ngainun Naim ini mengajarkan banyak hal dalam buku
ini, dari berbagai tokoh untuk bisa mengajarkan semangat menulis. Dengan banyak
tokoh penulis yang terkenal, beliau berusaha untuk bisa memotivasi kita sebagai
pembaca untuk terus belajar menulis menuangkan ide. Keinginan untuk bisa
benulis agar menjadi sebuah rangkaian karya yaitu dengan kita bisa melakukan
dan jangan menunda-nunda waktu yang kosong. Seperti pepetah mengatakan “Waktu
Adalah Uang”, jadi jangan menyesal jika suatu saat karya kita belum
sempurna, tetapi percayalah jika akan mendapatkan hikmah dan manfaat untuk kita.
Semua butuh proses, dan pasti semua akan lebih baik jika terus berusaha untuk
menjadi yang lebih baik. Gunakan waktu sebaik mungkin karna waktu adalah
penolong hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar