Minggu, 04 Juni 2017

CERPEN JEPANG




AI JIRUSHI
(Tanda Cinta)

Kelopak bunga sakura di awal musim semi mulai bermekaran di kota Kyoto. Hembusan angin membuat kelopak sakura mulai terjatuh dan berterbangan. Ku hentikan langkah kecilku di bawah lebatnya pohon sakura.
Sebuah kelopak sakura jatuh di telapak tanganku. Ku genggam erat kelopak itu dan ku pejamkan mataku sejenak sembari berharap semoga ini menjadi awal yang baik dalam kehidupanku, awal kehidupan yang menyenangkan di bangku SMA. Samar-samar ku dengar seseorang yang ku kenal memanggilku.
“Ohayo, Michiko-chan…”
Ku buka mataku, ku tolehkan wajahku ke arah seseorang yang memanggilku sambil membAyanon senyum terbaikku.
“Ohayo, Ayano-chan”.
Ya, dia adalah Ayano Ishikawa, satu-satunya teman yang ku punya. Sulit bagiku untuk mendapatkan seorang teman. Aku sendiri adalah Michiko Takahashi.
“Ayano-chan, bagaimana menurutmu?” sambil mencoba menunjukkan senyum terbaikku kepadanya.
“Mungkin kau takkan berhasil Mi-chan. Jangan memaksakan diri. Memang benar kalau mendapatkan teman pada kehidupan SMA ini sangatlah penting. Tapi tak perlu memaksakan diri” jawab Ayano-chan.
“Itu tidak benar. Jika dalam tiga tahun kedepan aku tidak memiliki teman sama sekali hidupku pasti akan sengsara seperti di neraka!”
“Hah? Hidup seperti di neraka?”
“Aku tak mau hidup sendirian di SMA”
Huuuh (mendesah). Daripada kau berlatih tersenyum, lebih baik kau berlatih bicara untuk mendapatkan teman. Suatu saat kau pasti bisa mendapatkan teman dengan caramu sendiri. Ganbatte”
“Hai. Ayo kita berangkat sekarang. Hari ini kan hari pertama kita dan ada upacara penyambutan bagi murid baru di sekolah. Kita tak boleh sampai terlambat.”
“Hai”.
Kamipun berjalan menuju sekolah kami, SMA Ouran, SMA terbaik yang ada di Kyoto.  
****
Ditengah perjalanan menuju sekolah, aku melihat seorang anak laki-laki seusiaku dan memakai seragam yang sama denganku sedang bermain bola di bawah rimbunnya bunga sakura. Tinggi dan tampan, itulah yang aku pikirkan. Apakah aku bisa memiliki kekasih seperti dia, apakah aku bisa berteman dengan orang seperti dia. Ditengah-tengah lamunanku, tiba-tiba sebuah bola melayang mengenai kepalaku dan membuatku terjatuh.
“Michiko-chan, kau baik-baik saja?”
“Ah….aku tak apa (sambil menahan rasa sakit). Siapa sih yang menendang bola seenaknya seperti itu.”
“Gomenne, tadi tanganku tergelincir” kata anak laki-laki sambil menundukkan kepalanya untuk meminta maaf kepadaku.
“Hei, seharusnya kau lebih berhati-hati lagi. Itu kan membahayakan orang lain”, ucap Ayano dengan nada agak membentak.
“Sudahlah, Ayano-chan. Aku tidak apa-apa kok. Ini tidak sakit. Ini kukembalikan bolamu.” sambil tersenyum dan mengembalikan bolanya, walau sebenarnya kepalaku terasa pusing dan sakit.
Kemudian laki-laki itu berlalu dan pergi meninggalkan ku dan Ayano. Kami pun melanjutkan perjalanan ke sekolah sambil berlari karena kami berdua sudah hamper terlambat.
****
Setibanya di sekolah, kuganti sepatu sekolahku dengan sepatu uwabaki yang telah disiapkan untuk masing-masing siswa. Ya. Itu adalah suatu peraturan di sekolah kami. Kami harus memakai uwabaki saat mengikuti pembelajaran di kelas.
Aku pun memasuki kelasku dengan harapan akan mendapatkan teman. Ternyata semua siswa sudah memilki kenalan dan membuat kelompok, namun hanya aku sendiri yang tidak memiliki teman. Ayano-chan sudah memiliki teman baru. Ia begitu mudah mendapatkan teman baru.
***
2 Minggu Kemudian
Sekarang aku sudah memiliki teman baru juga, yaitu Takako Chino dan Chiriko Tsurumi. Mereka berdua adalah teman baruku di SMA ini, meskipun untuk mendapatkannya aku membuat sedikit kebohongan kepada mereka berdua, karena yang mereka bicarakan hanya tentang kekasih dan kehidupan mewah mereka saja, jadi aku membuat kebohongan bahwa aku juga sudah memiliki kekasih. Padahal pada kenyataannya aku tidak memilikinya dan aku meminta Ayano untuk berpura-pura menjadi kekasihku.
Tapi kebohongan yang ku buat sepertinya tidak akan bertahan lama.
Saat sedang di toilet, tak sengaja aku mendengar percakapan antara Takako dan Chiriko yang mengatakan bahwa mereka tidak percaya kepadaku bahwa aku mempunyai kekasih dan ditambah lagi mereka belum pernah melihat fotoku dengan kekasihku.
****
Dalam perjalanan pulang, aku terus berpikir, bagaimana caranya aku bisa mendapatkan kekasih atau paling tidak mendapatkan foto seorang laki-laki.
Tidak sengaja aku melihat melihat pria tampan yang tidak lain adalah orang yang pernah kulihat sedang bermain bola di bawah pohon sakura beberapa bulan lalu, yakni Kyoya Sata. Aku pun mengikutinya, dan berdiri didepannya, dan dengan cepat ku mengambil fotonya.
“Ah, pas sekali, dia menoleh kesini”, kataku sambil tersenyum.
Kyoya pun tampak terkejut dan tersadar bahwa aku sedang mengambil fotonya. Aku pun mencoba mengalihkan perhatiaanya. Kemudian aku berlari sekuat tenaga.
****
Di dalam kamar.
“Uh, apa yang aku lakukan? Bodoh sekali aku ini. Tapi dengan ini aku kebohonganku tak akan terbongkar.” Sambil memandangi foto laki-laki itu.
****
 Keesokan harinya di sekolah, aku pun menunjukkan foto tersebut kepada Chiriko dan Takako, dan aku pun mengatakan kepada mereka berdua bahwa pria di foto itu adalah kekasihku.
“Woow, aku tidak menyangka bahwa dia adalah kekasihmu Mi-chan. Tapi sepertinya aku pernah melihat orang ini dimana ya?”, kata Chiriko sambil terus memandangi foto itu.
“Oh iya, dia kan Kyoya-senpai dari kelas 2-1, yang model itu lho. Bagaimana kamu bisa menjadi kekasihnya Mi-chan?” kata Takako yang penasaran.
“Ah? gawat bagaimana ini. Aku tak boleh ketahuan oleh mereka berdua bahwa aku telah berbohong. Bisa-bisa aku akan dikeluarkan dari grup mereka. Bagaimana ini.” Kataku dalam hati.
Tak lama kemudian Kyoya-san lewat di depan kelasku. Dan membuat Chiriko dan Takako semakin penasaran dengan hubungan mereka. Chiriko dan Takako pun segera mendekati Kyoya-san. Tetapi sebelum mereka berdua mendekati Kyoya, aku sudah lebih dulu menghampirinya dan menarik tangannya untuk keluar dari kelas.
****
Di taman sekolah, aku duduk bersama Kyoya senpai. Ia tampak heran kenapa aku menariknya keluar dari kelas.
“Gawat, bagaimana ini. Ternyata dia juga murid di sekolah ini.” Pikirku dalam hati. Tak sengaja terlitas ide di pikiranku dan langsung terucap tanpa kusadari.
“A..anu…senpai. apakah kau mau pura-pura berpacaran denganku senpai?”
“Oh? tapi bukankah kau, orang yang mengambil fotoku kemarin. Tapi baiklah. Tak masalah berakting berpacaran denganmu. Ayo kita pura-pura berpacaran” jawab Kyoya-senpai sambil tersenyum.
“Baik sekali dia. Tak hanya penampilannya saja yang sempurna, dia seperti pangeran…” pikirku dalam hati.
Tetapi sesaat kemudian ekspresi wajahnya mulai berubah. Dan ia berkata kepadaku bahwa ia menginginkan imbalan sebagai gantinya dan aku harus menjadi pelayannya.
“tetapi sebagai imbalan kau harus menjadi pelayanku, kau setiap hari haris membuatkanku bento, dan membantu ku untuk hal-hal yang lain, seperti membersihkan rumahku, mencuci bajuku, dan yang lainnya.”
“Aku tak mau melakukannya”
“Oh? Kau boleh saja menolaknya, kau boleh tidak. Tapi aku minta maaf jika aku membeberkan rahasia ini. Nona Serigala”
Mau tak mau aku pun harus melakukan apa yang kyoya minta.
“Sepertinya tidak buruk untuk menghabiskan waktuku denganmu”, katanya sambil tersenyum.
*****
Di kamar
“Ah, mengerikan sekali dia. Senyumannya menakutkan. Tapi tak apalah asalkan kebohongan yang kulakukan tak terbongkar. Sekarang jalani saja dan turuti apa yang dia minta.” Kataku sambil mencoret-coret buku di atas kasur.
“Baiklah Mi-chan lakukan saja dan rsemangatlah” kataku untuk menghibur diri sendiri.
*****
1 bulan berlalu. Hari ini hujan turun dengan lebatnya.
Kyoya-kun dan aku juga lupa tidak membawa payung. Kami berdua pun berjalan pulang dalam keadaan basah kuyup.
****
Keesokan harinya.
Seperti biasa aku menghampiri Kyoya untuk pergi ke sekolah. Saat hendak membuka pintu rumahnya tak sengaja tanganku menyentuh dahinya. Panas, itulah yang kurasakan.
“Kyoya-kun, apa kau baik-baik saja? Kau demam? Ayo masuk aku akan merawatmu!”, kataku sedikit khawatir.
“Ah? Hai apa yang kau lakukan?”
“Kau tak boleh kemana-mana? Aku akan ukur suhu tubuhmu dan membelikanmmu beberapa obat? Tunggu disini dan istirahatlah!”.
Ku ukur suhu tubuhnya ternyata suhu tubuhnya sekarang 37,3° Celsius. Aku pun segera berlari menuju apotek untuk membelikannya obat dan membuatkannya bubur.
Sesaat kemudian.
“Kyoya-kun bangunlah? Ayo makan buburmu dan minum obatmu ini?”, sambil menempelkan plester penurun panas.
“Apa kau punya niat lain? Kenapa kau melakukan semua ini?”, kata Kyoya-kun penuh dengan rasa penasaran.
“Tidak, aku tidak punya niat lain. Aku hanya ingin membantumu. Aku yak punya niat lain. Baiklah aku akan akan pergi ke sekolah dulu. Jangan lupa makan buburmu itu dan minumlah obatmu. Sepulang sekolah aku akan memeriksa kamu lagi Senpai . Semoga cepat sembuh.” Kataku sambil mengambil tas sekolahku dan berjalan keluar dari rumah Kyoya-kun.
Aku pun segera berlari menuju ke sekolah, agar tidak terlambat.
****
Setiap hari aku membuatkan bekal, mencucikan baju, membersihkan rumah kyoya-kun, juga merawatnya ketika sakit. Semua itu kulakukan agar rahasiaku tak terbongkar. Dan itu berhasil tak ada seorang pun temanku yang tahu kalau aku sebenarnya tidak berpacaran dengan kyoya-kun, kecuali Ayano-chan, karena aku selalu bercerita kepadanya tentang semua yang kualami, karena kami berdua sudah berteman sejak kecil. Aku sangat bersyukur sekali dengan hal itu. Tetapi aku juga ada benih-benih cinta yang timbul di dalam hatiku. Aku jatuh cinta pada Kyoya. Aku menyukai Kyoya-kun. Aku ingin benar-benar memiliki hubungan dengannya. Tapi apakah dia menyukaiku. Itulah yang tak kuketahui. Aku pun hanya menyimpan rasa itu.
*****
2 bulan kemudian di sekolah
Aku tak menyangka bahwa Kyoya-kun memiliki banyak fans.
Saat hendak menghampiri Kyoya-kun ke kelasnya aku bertemu para fans dari Kyoya dan menghentikan langkahku.
Tanpa basa-basi lagi mereka langsung bertanya kepdaku apakah benar bila aku menjalin hubungan dengan Kyoya-kun. Aku tak bisa mengatakan yang sebenarnya jika aku hanya pelayannya, dan ku kukatakan bahwa aku memang menjalin hubungan dengan Kyoya-kun.
Ekspresi wajah mereka pun berubah setelah apa yang kukatakan dan menjadi marah, mereka merasa tak terima atas apa yang aku katakan. Dan berniat untuk memukulku.
Sesaat kemudian Kyoya-kun datang menghampiriku dan menghalangi para fans nya agar tidak memukulku, kemudian menarik tanganku pergi dari kerumunan para fansnya. Aku sangat terkejut melihatnya dan hanya mengikuti langkahnya saja, sambil menundukkan kepalaku. tiba-tiba aku merasakan dadaku berdegub dengan kencang, aku merasakan ada cinta yang datang kepadaku.
“apakah aku jatuh cinta pada Kyoya-senpai. Ah? Tak mungkin? Tak mungkin aku jatuh cinta kepadanya. Dia hanya menolongku karena aku sudah melakukan apa yang dia minta. Jangan memikirkan hal yang aneh dong Mi-chan”, ucapku kepada diriku sendiri.
Tak ku sangka kami sudah berjalan sampai di jalanan kota Kyoto. Saat tengah berjalan aku melihat beberapa pasangan muda-mudi tengah berjalan berdua kelihatan serasi. Aku pun bertanya dalam hati, pakah aku bisa seperti itu dengan Kyoya, menjalin hubungan yang sebenarnya bukan lagi pura-pura. Aku mulai menyukainya, tapi apakah dia menyukaiku. Mungkin aku hanya pengganggu baginya.
Sesaat kemudian kurasakan perutku terasa aneh, sakit. Tanganku memegang perutku erat-erat sambil mengikuti langkah Kyoya agar tidak tertinggal. Tapi aku merasa tak kuat lagi. Aku pun terduduk di tengah jalan. Kyoya-kun pun menoleh ke arahku. Ia tampak terlihat khawatir kepadaku.
“hei, ada apa? Mi-chan, kau kenapa? Apa kau tak apa-apa? Apa kau sakit?” tanya Kyoya dengan raut wajah penuh kekhawatiran saat menghampiriku.
“Pe…Perut. aku hanya sakit perut, ini karena aku sedang datang bulan. Tak apa ini sudah biasa. Biarkan aku duduk sebentar.” Kataku sambil terus memegangi perutku.
“ayo kita pergi ke kafe itu dulu dan ku belikan obat untukmu. Cepat berdirilah!”, katanya sambil mengulurkan kedua tangannya kepadaku.
Aku pun menurutinya dan berjalan ke kafe yang ditunjukkan Kyoya.
*****
Di Kafe Sakura
Kyoya pun berlari menuju apotek.
Sesaat kemudian.
“Minumlah obatnya dan istirahatlah sampai kau merasa baikan?”
“Kau repot-repot pergi ke apotek untuk membelikaknku obat ini?”, kataku terkejut.
“Berterimakasihlah karena aku sudah menjadi pelayanmu.”
“Arigatou, berapa harganya?”
“tak usah. Itu sebagai ganti karena kau sudah menjagaku waktu aku sakit dulu. Jadi tak perlu diganti. Cepat minumlah!”
Tiba-tiba aku bertanya tentang sesuatu hal yang selama ini mengganjal dihatiku.
“A..Anu, bagi Kyoya-kun aku ini apa? Apakah aku hanya mainan yang menghabiskan waktumu dan hanya sebagai pelayanmu? Apa hanya sebatas itu? Apa tidak ada sedikit perasaan special?”, kataku dengan penasaran.
“entahlah…”
“tolong… kasih tahu aku?”
“aku menyukaimu Michiko. Apa kau tidak menyadarinya? Jika aku tak menyukaimu pasti aku tidak menghabiskan banyak waktu bersamamu. Jadi seperti itulah. Dari dulu aku sudah menyukaimu.”
“itu bohong kan? Kau bohong kan? Benarkah?” kataku yang semakin penasaran.
“jadi apakah kau mau kencan denganku?” kataku kemudian.
Sesaat kemudian ekspresi wajah kyoya pun berubah.
“hei, kau mau aku berakting seperti ini sampai kapan?”
“huh?”
“kau ini memang berpikiran sempit. Mudah sekali percaya pada orang lain. Tadi itu hanya bercanda saja, jadi kau menganggap yang barusan itu serius?”
Aku pun tak bisa menahan rasa marahku. Kenapa ia mempermainkaku seperti itu. Aku pun langsung mengambil gelas yang ada di depanku dan menunpahkan isinya  ke wajah Kyoya-kun. Ia tampak sangat terkejut.
“kau jahat! Aku harap tak akan pernah melihatmu lagi!” kataku sambil menangis.
Aku pun berlari meinggalkannya sambil menangis.
“aku memang Bodoh.”
****
Di Rumah.
“Kau memang jahat Kyoya. Aku membencimu! Aku mengerti sekarang, dia taidak peduli kepadaku, ternyata semua itu hanya pura-pura saja. Cukup sudah, aku sudah lelah, aku lelah”. “Kenapa aku sebodoh itu? Kenapa aku selalu percaya padanya? Kenapa aku juga harus jatuh cinta kepada Kyoya-senpai?”. “Aku ini kenapa”
Aku menangis sejadi-jadinya dank arena kelelahan aku pen tertidur.
****
Malam harinya di rumah.
“Mi-chan kau tidak mau makan? Ayo makan malam bersama?” panggil Haha (Ibu)
“aku tak mau makan Haha. Aku mau tidur saja”
“pacarmu datang lho Mi-chan. Ayo makan bersama.”
Aku sangat terkejut mendengar hal itu. Kenapa ibu berkata kalau pacarku dating. Aku pen segera membuka pintu kamarku. Tanpa kuduga ternyata Kyoya-kun sudah berdiri di depan kamarku.
Ia pun langsung memelukku. Aku sangat terkejut dengan sikapnya.
“Gomenne Mi-chan, sebenarnya aku tak mau menyakitimu seperti yang ku tadi siang. Sebenarnya aku hanya ingin mengujimu, apakah kau benar-benar tulus mencintaiku atau kau hanya memanfaatkan ketampananku seperti gadis-gadis yang lain demi ketenaran mereka saja. Dan ternyata kau berbeda dengan mereka, keu tulus, itu terlihat saat kau merawatku saat sakit. Sebenarnya aku juga menyukaimu. Aishiteru Michiko-chan”
Aku pun langsung mendorongnya. Aku langsung menangis.
“Kenapa kau berbohong lagi kepadaku? Kenapa?”, kataku sambil setengah berteriak.
“Aku tidak bohong. Aku memang menyukaimu.” Kemudian tangan Kyoya pun terulur ke leherku. Aku pun memejamkan kedua mataku. Sesaat kemudian ku buka mataku.
“Lihatlah di lehermu! Itu adalah tanda bahwa kau adalah milikku dan tanda bahwa aku menyukaimu. Maukah kau menjadi kekasihku?”
“Ya, aku bersedia menjadi kekasihmu?”
Aku sangat terkejut dan menangis dalam artian bahagia. Cinta yang selama ini kurasakan akhirnya terbalaskan. Aku pun mengabadikan moment itu dengan berfoto berdua.
Semenjak saat itu kami berdua menjalin hubungan yang sebenarnya bukan lagi hanya pura-pura. Akhir bahagia yang kuinginkan akhirnya dapat kuwujudkan mempunyai seorang kekasih dan teman yang setia.
#######Tamat########

Tidak ada komentar: