Rabu, 07 Desember 2016

CERPEN

*February,,,,
Perjalanan waktu semakin hari menuju tahun yang akan menjadi indahnya dalam perkuliahan, berbagai mahasiswa sibuk dengan aktifitas-aktifitas yang dialami. Hari demi hari melangkah untuk tujuan yang pasti. Kala waktu yang menentukan untuk melanjutkan tingkatan selanjutnya yaitu semester demi semester yang harus dicapai untuk memperoleh ilmu demi ilmu. Waktu yang telah ditentukan untuk melakukan regristrasi pembayaran UKT. Memasuki bulan 1 februari 2016 yang dimana hari terakhir melakukan pembayaran (regristrasi) kepada semester empat. Perjalanan yang cukup melelahkan untuk saya, karna dimana hari itu yang terakhir dan untuk syarat melanjutkan kesemster selanjutnya yaitu semester empat. Pagi yang menyambut untuk saya melakukan perjalanan menuju tempat pembayaran yaitu dibank,tepatnya 1 februari 2016. Setelah saya duduk dan mengambil nomor antrian saya saling ngobrol dengan ibu-ibu yang juga sedang mengantri nomor urutan untuk dipanggil “teller” . setelah menunggu lama dari mulai ibu, bapak dan yang berada dibank saling bergantian, datanglah nomor artian saya yaitu nomor 42 seingat saya. Kemudian saya langsung menuju tempat panggilan suara yaitu diteler, inilah percakapan saya dengan teller dibank BRI.
Teller “: Ya mbk bisa saya bantu?
Saya “: Iya mbk begini saya tadikan mau membayar ukt pembayaran dikampus, dan
ternyta diATMnya masih pembenaran dan saya belum bisa mengambil uangnya,
bagaimana ya mbk,,, (dengan perasaan kawatir, takut hari semakin sore).
Teller “: Mbk membawa buku tabungannya kan, nanti kami bisa membantu dengan buku
tabungannya mbk,, (sedikit menjelaskan)
Saya “: Maaf mbk buku tabungannya ada dikos, jadi saya tidak bisa mengambilnya ya
mbk?
Teller“: Kami bisa membantu jika buku tabungan anda ada sekarang, dan kalau begitu
mbknya bisa mengambil uangnya dulu keATM lain saja nanti bisa kembali lagi mbk
bagaimana? (berwajah meyakinkan )
Saya “: Iya mbk, tapi ini penting banget mbk, apa tidak bisa dengan bagaimana gitu mbk?
Teller “: Maaf ya mbknya, kami tetep tidak bisa jika buku tabungannya tidak ada, silahkan
nanti kembali lagi,,,
Saya “: Ya sudah mbk, terimakasih ya mbk,, (berwajah menyesal karna tidak bisa)

v Pak Ojek
Keadaan yang mengharuskan saya untuk menemui pak ojek untuk mengantarkan saya kelain bank, Kemudian saya menelfon suaminya adik saya untuk mengantarkan ketukang ojek, sebenarnya tidak jauh dari bank yang saya ingin butuhkan tadi. Tapi karena dibank itu belum bisa membantu saya, ya sebenarnya bisa tapi ya sudahlah mau bagaimana lagi. Setelah sampai ketempet tukang ojek, pak ojek menemani saya menuju daerah yang bisa saya melakukan regristrasi. Yaitu dibank yang saya BRI juga tetapi didaerah yang beda, sebelum kebank saya mengambil uang di Indomart karena takutnya seperti yang saya alami bahwa nnti dibank atmnya tidak bisa untuk mengambil uangnya. Kemudian setelah sampai ditepat (bank), saya sampai lupa untuk membayar pak ojek, jadi saat akan membuka pintu masuk bank, baru ingat kalau pak ojek menunggu untuk dibayar, dan saya kasihan sama bapaknya karena beliau sudah tua tapi masih saja bisa melakukan pekerjaannya menjadi tukang ojek. Saya memberi upah ojeknya tidak seperti biasanya, tapi ada tambahannya karna bapaknya sudah mengantarkan saya dan mau menemani mengantarkan saya mencari bank terdekat lagi. Dan berterimakasihlah saya dengan pak ojek, karna beliau bisa mengantarkan saya ketempat yang saya tuju.
v Bus
Alhamdulillah dengan perjalanan pagi sampai hampir menjelang siang hari, saya baru selesai regristrasi. Melanjutkan dengan tujuannya yaitu kekampus tercinta IAIN Tulungagung. Didepan tepatnya dipinggir jalan raya untuk menanti bus lewat. Menunggu adalah hal yang membosankan untuk saya, ada sekitar 1 jam menunggu bus belum juga datang, ada apalah dengan hari ini. Rasanya pengen jalan pulang kembali dirumah mbah. Setelah itu datanglah bus untuk mengantarkan saya ketempat tujuan melakukan hasil selanjutnya, yaitu untuk memenuhi syarat pengambilan KRS dikampus, karna hari mulai siang. Tibalah saya diperempatan Tirto, ketemulah saya dengan teman-teman satu kamar, dan saya dipanggil untuk ikut makan siang bersamasama. Kemudian salah satu teman saya berkeinginan kasian kepada saya, padahal saya tidak mau dikasihani “Haduuuh nasip anak perantauan kayak ginilah, jauh dari orang tua dan banyak dikasihani”. Makan siang sudah tinggal menunggu hari selanjutnya untuk konsultasi sama dosen pembimbing, tapi menunggu hari untuk konsultasi sama dosen mau pulang keblitar tempat mbah saja liburan bantu-bantu mbah dirumah.
Untuk menunggu kejenuhaan liburan saya mau pulang kembali kerumah mbah yang diblitar, sama temen-temen tidak boleh pulang dulu besok ikut jalan-jalan, ya saya mau saja karena dirumah juga jenuh tidak ada hiburan yang mengasikkan. Temen saya mengajak jalan-jalan pergi melihat indahnya pantai, dimana saya belum pernah diajak jaln-jalan oleh mereka karna selalu tidak tepat waktunya ketika saya diajak mereka.saya menerima ajakan mereka untuk pergi jalan-jalan, inilah ajakan temen-temen.
Aisyah “: Mbk wik,,, jangan pulang dulu, masak gak capek baru aja datang
ditulungagung mau pulang lagi?
Saya “: Dalem,, iya, ya “”kemudian saya pun menceritakan kejadian tadi pagi dimana
saya melakukan regristrasi kebank.
Nila “: Iya ikut kita aja jalan-jalan dari pada sendirian dikos, nanti biar aku ada
temennya hehehe (tertawanya seolah mengajak)
Saya “: Boleh deeh kalok begitu, jugaan temen-temen yang lain nggak ngajak aku

v Pantai
Tibalah pada hari kedua yaitu 2 februari 2016, tepatnya untuk pergi jalan-jalan melihat indahnya suaana pantai yang tersembunyi, dan ternyta dibalik wilayah tulungagung ini terdapat keindahan alam yang sangat luar biasa untuk dilihat. Perjalanan yang cukup melelahkan tapi jika bareng-bareng dengan teman-teman rasa capek hilang seakan seneng terus, dan ingin melihat keindahan alam yang tersembunyi lagi. Dari petunjuk-petunjuk jalan terlewati oleh kami para pemberani “waduuuh pemberani jalan kaki” . Setibanya dipantai pertama semua bisa mengendarai kendaraan sampai dipinggir pantai, yaitu “pantai sidem”, pantai yang indah disana berbagai tawa canda melihat keindahan pantai, dan selanjutnya setelah puas untuk mengambil gambar dipantai tersebut, kami melanjutkan perjalanan kembali, untuk menuju pantai selanjutnya “kayak petualang aja”, ada tiga pantai yang kami lalui dan perjalanan yang dikedua pantai cukup jauh. Kita harus melewati jalan yang terjal licin karna habis hujan, dan naik gunung turun gunung itulah yang kamu lalui hanya untuk melihat keindahan pantai. Sesampai dipantai seperti biasa kami berfoto-foto dengan keindahan pantai, dan ternyta banyak pengunjung juga tidak hanya keluarga tetapi perempuan-perempuan cantik mau berjalan jauh dan becek-becekan untuk melihat keindahan pantai.

v Anak Limbad
Kembali menuju jalan pulang, melewati jalan-jalan yang terjal dan licin kembali, kemudian dalam perjalanan santai dan saling bercanda tawa, ditengah perjalanan, sedikit rintik hujan yang turun sesampainya akan melewati pom bensin kami akan beristirahat dan dilanjutkan makan siang. Dan ternyta dalam pertengahan perjalanan, hujan malah semakin deras, akhirnya basah kuyup, dan kedinginan. Dari arah depan temen saya yang mengendarai sepeda motor tiba-tiba berhenti dan didepannya mereka ada mobil yang berhenti juga dan belakangnya itu ada saya yang juga mengendarai sepeda motor, dari arah yang sama ada ibu-ibu yang sedang mengendari motor melewati jalan tengah, sambil membenarkan bawaan yang ada dimotornya. Setelah saya melewati ibu-ibu itu dengan pelan-pelan karena hujan jadi jalan aspalnya licin. Kemudian setelah saya yang berada didepan ibu itu, teman saya yang berhenti tadi tidak memasang lampu sen, setelah itu tidak ingat apa yang telah terjadi dan kepada saya, setelah saya buka mata saya sudah berada dibawah motor ibu-ibu tadi. Lalu teman yang saya bawa jatuh berada didepan saya dengan tangan memar, dan teman yang ada didepan saya tadi hanya melihat dengan terkejut apa yang mereka orang lihat. Saya dibantu oleh seorang bapak-bapak pengendara motor juga untuk monolong mengangkat ban motor ibu itu tadi agar saya bisa keluar dari bawah motor tersebut, kemudian barulah kami beristirahat dipom bensin, dan banyak orang yang melihatnya dengan heran-heran. Ibu yang naik motor tadi bukannya malah turun dari motornya ketika ia melihat saya berada dibawah motornya, ya mungkin karna ibunya bingung mau bagaiman. Setelah sampai dipom bensin bersihkan pakaian, terasa perih bagian pinggang dan lutut kaki kana saya, kemudian saya meneruskan perjalanan untuk pulang padahal itu masih hujan deras banget.

*****
Sesampinya dikos temen satu kamar bingung karna saya katanya jauh dari keluarga dll. Kata teman saya begini
Temen :“mbk wik maafkan kita ya, gara-gara kita mbk jadi kayak gini, cobakalok gak
ikut pasti gak jatuh kayak gini”
Saya:“ndak apa-apa kok, kan kalok gak gini gak bersama kalian dan jalan-jalan bareng,
kalok tau mau kayak gini semua orang juga gak akan mau pergi to”
Temen :”besok jangan pulang keblitar dulu ya mbk, dikos saja kita rawat.
Saya :”ndak kok aku harus pulang, karna nanti mbah nyariin aku, udah aku bisa kok
tenang aja, pasti sembuh, terimakasih loo ya sudah kasih obat aku.

Malam harinya setelah tertimpa musibah, ibu saya yang jauh disebrang pulau jawa “Sumatra” telfon, dan bertanya “Ada apa ndok kok perasaan ibu ndak enak apa kamu sedang sakit, saya jawab mboten bu”, dan ngobrol yang lainnya. Badan terasa sakit, kata temen ku “sampeyan kayak Anaknya Limbad mbk, bagimana tidak untung saja itu pinggang gak patah, Allah masih sayang mbk” saya jawab “iya Alhamdulillah ya, semua itu sydah direncanakan oleh Allah”. Temen-temen tidak tega ketika melihat saat kejadian jatuh dan sampai tertabrak oleh motor yang menimpa saya, mereka merasa sedih dan pengen nangis rasanya jika mengingat kejadiannya. 3 Februari 2016 Pagi harinya langsung saya bergegas pulang menuju rumah mbah diblitar, dan sama seperti hari sebelum terkena musibah, menunggu bus sampai beberapa menit belum datang-datang juga, kemudian satu jam kemudian bus lewat dan langsung bergegas menuju dalam perjalanan. Temen-temen sudah perhatian dan merawat saya walupun hanya satu hari. Terasa sudah satu minggu lebih belum juga sembuh perlahanlahan pasti sembuh, dan kembali masuk kuliah. Semoga menjadi pelajaran untuk saya karena kalau mau pergi izin (pamitan)dulu sama orang tua, dan ketika dijalan jangan bercanda berlebihan karna bisa mengakibatkan hal yang tak diinginkan. Ingatlah allah dalam setiap kebahagiaan.

Tidak ada komentar: