Jumat, 18 Desember 2015

Validitas Dan Reliabilitas Tes

                                                             

A.    Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran. Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi dan proses analisis dari evaluasi.  Manfaat dari analisis evaluasi untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pembelajaran dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran. Karena itu  begitu pentingnya guru mengadakan analisis butir soal (distraktor, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan kualitas soal), validasi dan reliabilitas instrument.
Hasil dari proses penilaian perlu dilakukan analisis, untuk melihat validitas dan efektivitas instrument, serta untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan proses pembelajaran. Ada tiga sasaran pokok ketika guru melakukan analisis terhadap hasil belajar, yaitu terhadap guru, siswa dan prosedur pembelajaran. Fungsi analisis untuk guru terutama untuk mendiagnosis keberhasilan pembelajaran dan sebagai bahan untuk merevisi dan mengembangkan pembelajaran dan tes. Bagi siswa, analisis diharapkan berfungsi mengetahui keberhasilan belajar, mendiagnosa mengoreksi kesalahan belajar, serta Memotivasi siswa belajar lebih baik. 
Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini menunjukkan arah yang lebih luas. Penilaian program pendidikan menyangkut penilaian terhadap tujuan pendidikan, isi program, strategi pelaksanaan program dan sarana pendidikan. Penilaian proses belajar mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru siswa dan keterlaksanaan program belajar mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka pendek dan hasil belajar jangka panjang.
Dengan demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung, baik dalam bentuk validitas maupun reliabilitas. Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa sebagaimana adanya (objektivitas hasil penilaian) sangat tergantung pada kualitas alat penilaiannya di samping pada cara pelaksanaannya.

Pada makalah ini akan dibahas mengenai analisis soal berupa validitas dan reliabilitas tes yang berguna sebagai pedoman bagi pendidikan dalam melakukan analisis soal terutama untuk soal objektif.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana realibilitas tes?
2.      Bagaimana validitas tes?

C.    Tujuan Pembahasan Masalah
1.      Untuk mengetahui reliabilitas tes.
2.      Untuk mengetahui validitas tes.

D.    Batasan Masalah
Dalam makalah ini hanya membahas tentang validitas tes dan reliabilitas tes dalam evaluasi pembelajaran.

A.    Realibilitas tes
Realibilitas berarti dapat dipercaya. Realibilitas berarti dapat dipercayanya sesuatu. Tes yang reliable berarti bahwa tes itu dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan dapat dipercaya apabila hasil yang dicapai oleh tes itu konstan atau tetap. Tidak menunjukkan perubahan-perubahan yang berarti.
Unreliability suatu tes dapat disebabkan oleh dua macam faktor yaitu:
1.      Situasi pada waktu testing berlagsung
Hal ini mencakup keadaan jasmaniah dan rohaniah dari anak. Misalnya:
Anak tidak dalam kondisi tubuh yang baik atau kurang sehat
Menghadapi tes dengan perasaan takut
Mengerjakan tes dengan gugup, atau terburu-buru
Tidak mengerjakan tes dengan sepenuh hati
Dan lain sebagainya.
2.      Keadaan tes itu sendiri
Hal ini berhubungan dengan kualitas dari soal-soal tes tersebut.
Mengenai kualitas dari tes-item ini misalnya:
Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ambigous, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan banyak tafsiran dan banyak jawaban.
Pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tidak dapat dijawab, sebab kurang memberikan keterangan-keterangan yang lengkap.
Untuk mengatasi hal ini, pertama, seseorang yang akan menyusun tes harus benar-benar menguasai bahan yang akan diteskan dengan mendalam, dengan sempurna.
Kedua, seseorang yang menyusun tes harus menguasai teknik-teknik bagaimana cara membuat soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan.
Realibilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi  jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
Jika validitas terkait dengan ketetapan obyek yang tidak lain adalah tidak menyimpangnya data dari kenyataan, artinya bahwa data tersebut benar, maka konsep reliabilitas terkait dengan pemotretan berkali-kali. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Untuk dapat memperoleh gambaran yang ajeg memang sulit karena unsure kejiwaan manusia itu sendiri tidak ajeg. Misalnya kemampuan kecakapan, sikap, dan sebagainya berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Beberapa hal yang sedikit banyak mempengaruhi hasil tes banyak sekali. Namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3 hal:
1.      Hal yang berhubungan dengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan kualitas butir-butir soalnya. Semakin panjang tes, maka reliabilitas dan validitasnya semakin tinggi.
2.      Hal yang berhubungan dengan tercoba (testee)
Tes yang dicobakan kepada bukan kelompok terpilih, akan menunjukkan reliabilitas yang lebih besar daripada yang dicobakan pada kelompok tertentu yang diambil secara dipilih.
3.      Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes
Faktor penyelenggaraan tes yang bersifat administratif, sangat menentukan hasil tes antara lain: petunjuk yang diberikan sebelum tes dimulai, pengawasan yang tertib dan suasana lingkungan dan tempat tes
Rebilitas adalah tingkatan atau derajat konsistensi dari suatu instrument. Suatu tes dapat dikatakan reliable jika selalu memberikan hasil yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.
Gronlund (1985) mengemukakan ada empat faktor yang dapat mempengaruhi rebialitas yaitu:
1.      Panjang tes (length of test) berarti banyak soal test, semakin panjang suatu tes akan lebih tinggi tingkat reliabilitas suatu tes, karna semakin banyak soal maka akan semakin banyak sempel yang diukur sehingga factor tebakan akan semakin rendah.
2.      Sebaran skor (spread of scores) besarnya kesabaran skor akan membuat tingkat reabilitas akan lebih tinggi, karena koefisien reabilitas yang lebih besar diperoleh ketika peserta didik tetap pada posisi yang relative sama dalam satu kelompok pengujian dan pengujian berikutnya.
3.      Tingkat kesukaran (difficulty indeks) penilaian yang menggunakan pendekatan penilaian acuan norma, baik soal yang mudah maupun sukar, cenderung menghasilkan tingkat reliabilitas yang rendah.
4.      Objektifitas (obyektivity) menunjukkan skor tes kemampuan yang sama antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Objektifitas prosedur tes yang tinggi akan memperoleh reliabilitas hasil tes yang dipengaruhi oleh prosedur penskoran.

B.     Validitas Tes
Validitas suatu tes erat kaitannya dengan tujuan pengguna tes tersebut. Namun, tidak ada validitas yang berlaku secara umum, artinya jika suatu tes dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut.
Ada dua unsur penting dalam validitas. Pertama validitas menunjukkan suatu derajat, ada yang sempurna, ada yang sedang, dan ada pula yang rendah. Kedua, validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau tujuan yang spesifik. Pendapat R.L Thorndike dan H.P Hagen (1977) bahwa “validitas is always in relation to a specific decision or use”  Sementara itu, Gronlund (1985) mengemukakan ada tiga faktor yang memenuhi validitas hasil tes, yaitu “ factor instrument evaluasi, faktor administrasi evaluasi dan penskoran, dan faktor dari jawaban peserta didik”.

a.       Faktor instrument evaluasi
Seorang evaluator harus memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi validitas instrumen dan  berkaitan dengan prosedur penyusunan instrumen, seperti silabus, kisi-kisi soal, petunjuk mengerjakan soal dan pengisian lembar jawaban, kunci jawaban, penggunaan kalimat efektif, bentuk alternative jawaban, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan sebagainya.
b.      Factor administrasi evaluasi dan penskoran
Banyak penyimpangan atau kekeliruan seperti lokasi waktu untuk pengerjakan soal yang tidak proposional, memberikan bantuan kepada peserta didik dengan berbagai cara, peserta didik dengan berbagai cara, peserta didik saling menyontek ketika ujian, kesalahan penskoran,  termasuk kondisi fisik dan pesikis peserta didik yang kurang menguntungkan.
c.       Faktor jawaban dari peserta didik
Dalam praktiknya, factor jawaban peserta justru lebih terpengaruh dari pada dua factor sebelumnya, factor ini meliputi kecenderungan peserta didik untuk menjawab secara cepat, tetapi tidak tepat, keinginan melakukan coba-coba, dan penggunaan gaya bahas atertentu dalam menjawab soal bentuk uraian.
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1986). Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
Validitas tes biasa juga disebut sebagai kesahihan suatu tes adalah mengacu pada kemampuan suatu tes untuk mengukur karakteristik atau dimensi yang dimaksudkan untuk diukur. Sedangkan reliabilitas atau biasa juga disebut sebagai kehandalan suatu tes mengacu pada derajat suatu tes yang mampu mengukur berbagai atribut secara konsisten (Brennan, 2006).
Dalam literature modern tentang evaluasi banyak dikemukakan tentang jenis-jenis validitas antara lain.
1.      Validitas Permukaan (face valid)
Validitas ini menggunakan kreteria yang sangat sederhana, karna hanya melihat dari sisi muka atau tamoang dari instrumen itu sendiri. Artinya, jika suatu tes secara sepintas telah dianggap baik untuk mengungkap fenomena yang akan diukur, maka tes tersebut sudah dapat dikatakan memenuhi syarat validitas permukaan, sehingga tidak perlu lagi adanya judgenmen yang mendalam.
2.      Validitas Isi
Digunakan dalam penilaian hasil belajar tujuan utamanya adalah untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan,dan perubahan-perubahan psikologis yang timbulpada diri peserta didik setelah mengalami proses pembelajaran tertentu.
Validitas isi ini juga sering disebut dengan validitas kulikuler dan validitas perumusan, karna sering terjadi materi tes tidak mencakup keseluruhan aspek yang akan diukur, baik aspek kognitif,baik aspek efektif, maupun psikomotorik,tetapi hanya pengetahuan yang bersifat fakta-fakta pelajaran tertentu.
3.      Validitas Empiris
Validitas ini menggunakan teknik statistik, disebabkan mencari skor tesdengan suatu kriteria yang merupakan suatu tolak ukur diluar tes yang bersangkutan,ada 3 macam validitas empiris yaitu:
a.       Validitas prediktif (predictif validity)
b.      Validitas kongkuren (concurrent validity)
c.       Validitas sejenis (congruent validity)
4.      Validitas Konstruk
Konsep yang dapat diobservasi dan dapat diukur. Valditas konstruk juga dapat disebut dengan validitas logis (logical validity), berkenaan denganpertanyaan hingga mana suatu tes benar-benar dapat mengobservasi dan mengukur fungsi psikologis yang merupakan deskripsi perilaku peserta didik yang akan diukur oleh tes.
5.      Validitas Faktor
Penilaian hasil belajar yang diukur oleh faktor, factor ini dapat diketahui dengan menghitung homogenitas skor seriap hari factor dengan total skor, dan dari faktor skor  yang satu dengan yang lain.
·         Validitas tes acuan patokan
Tujuan utama TAP untuk mengukur hasil belajar pada satu tujuan pembelajaran atau lebih, sehingga validitas isi akan menjadi perhatian utama di dalam menentukan reliabilitasnya.
Ø  Validitas Isi
Validitas isi pada TAP berkaitan dengan derajat kemampuan tes mengukur pencapaian tujuan pembelajaran. Seperti halnya dengan TAN, pada TAP juga berkaitan dengan validitas butir soal dan validitas sampel tujuan pembelajaran. Validitas isi juga disebur sebagai validitas deskriptif.
Ø  Validitas Peramalan
Validitas peramalan pada TAP mempertanyakan kemampuan tes meramalkan kinerja siswa di masa depan. Validitas ini juga disebut sebagai validitas fungsional. Dengan demikian salah satu fungsi tes adalah untuk membuat peramalan di masa depan. Apabila tes itu baik, maka dapat dikatakan bahwa tes tersebut memiliki validitas fungsional.

A.    Kesimpulan
1.      Reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Reliabilitas atau biasa juga disebut sebagai kehandalan suatu tes mengacu pada derajat suatu tes yang mampu mengukur berbagai atribut secara konsisten
2.      Validitas tes biasa juga disebut sebagai kesahihan suatu tes adalah mengacu pada kemampuan suatu tes untuk mengukur karakteristik atau dimensi yang dimaksudkan untuk diukur.

B.     Saran
1.      Bagi pembaca diharapkan dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya, dan semoga makalah ini dapat memberikan beberapa informasi yang bermanfaat bagi Anda semua.
2.      Bagi pembaca hendaknya bisa memahami dan menghayati tentang latihan analisis butir (validitas tes dan reliabilitas tes).



DAFTAR RUJUKAN

Sulistyorini, Evaluasi pendidikan: dalam meningkatkan mutu pendidikan, Yogyakarta : Teras, 2009, Hal 161-162

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajarn, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009, Hal : 258

Tidak ada komentar: