BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pembentukan
suatu organisasi yaitu untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Begitu pula dengan salah satu organisasi yang sangat
besar seperti dunia persekolahan dalam tingkat nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan maka harus dibuat
rancangan untuk mencapai tujuan tersebut agar dalam pelaksanaannya terorganisir
dan terarah. Oleh karena itulah kita mengenal yang namanya kurikulum.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan
di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait.
Selain sebagai
pedoman, bagi siswa kurikulum memiliki enam fungsi, yaitu: fungsi penyesuaian,
fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi
pemilihan, dan fungsi diagnostik.
Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk
mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat
hidup di masyarakat. Makna dapat hidup di masyarakat itu memiliki arti
luas, yang bukan saja berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk
menginternalisasi nilai atau hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat akan
tetapi juga pendidikan harus berisi tentang pemberian pengalaman agar anak
dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dengan
demikian dalam sistem pendidikan kurikulum merupakan komponen yang sangat
penting, sebab di dalamnya bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan
saja akan tetapi juga pengalaman belajar yang harus dimilki setiap siswa serta
bagaimana mengorganisasi pengalaman itu sendiri.
Kedudukan kurikulum ini sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan
pendidikan. Mengingat pentingnya peranan
kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia,
Dan selain itu Pembelajaran bukanlah hal yang mudah dan remeh untuk
dilaksanakan harus ada konsep tertentu sebagai sarana pembelajaran dan harus
mampu memberikan pengalaman yang berguna dan bermakna bagi siswa dikehidupan
selanjutnya.
Pembelajaran tersebut harus membutuhkan perencanaan yang matang
sebagai acuan pelaksaan kegiatan agar tujuan lebih terarah. Rencana kegiatan
ini digunakan sebagai acuan pelaksaan kegiatan siswa sesuai tahap perkembangan
dan usia. Tahap perkembangan yang sesuai usia siswa dapat diambil dari berbagai
indicator yang ada dalam kurikulum.
Kurikulum yang ada dalam pendidikan secara umum telah mengalami
berbagai perubahan dari waktu kewaktu, program pembelajaran telah diwarnai
reformasi kurikulum dalam kurun waktu 34 tahun telah melahirkan berbagai jenis
dan pendekatan kurikulum. Selama kurun waktu tersebut, sudah mengalami beberapa
kali perubahan dan perbaikan kurikulum.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa
pengertian kurikulum?
2.
Bagaimana
fungsi kurikulum dalam pendidikan?
3.
Bagaimana
kedudukan kurikulum dalam pendidikan
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk
mengetahui pengertian kurikulum
2.
Untuk
mengetahui fungsi kurikulum dalam pendidikan
3.
Untuk
mengetahui kedudukan kurikulum dalam pendidikan
D.
Batas pembahasan masalah
Dalam
makalah ini hanya membahas tentang pengertian kurikulum, fungsi
kurikulum dalam pendidikan, dan kedudukan kurikulum dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian kurikulum
Pada mulanya istilah kurikulum
dijumpai dalam dunia statistik, pada zaman Yunani kuno yang berasal dari curir
yang artinya pelari dan curere artinya tempat berpacu atau tempat
berlomba. Sedangkan curriculum mempunyai arti “jarak” yang harus ditempuh oleh
pelari. Perkembangan selanjutnya istilah
kurikulum pendidikan dalam dunia
pendidikan dan pengajaran, sebagaimana termuat dalam Webster Dictionare tahun
1955 kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran disekolah atau diakademi /
college yang harus di tempuh oleh siswa untuk mencapai suatu degree
(tingkat) atau ijazah.
kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab
sekolah atau lembaga pendidikan .
sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum
bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga
peristiwa-peristiwa dibawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikulum
yang formal juga kegiatan kurikulum yang
tak formal.
kurikulum formal formal meliputi :
1.
tujuan
pembelajaran, umum dan spesifik
2.
bahan
pelajaran yang tersusun sistematis
3.
strategi
belajar mengajar serta kegiatan-kegiatannya
4.
sistem
evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan tercapai
kurikulum tak formal meliputi :
terdiri atas kegiatan-kegiatan yang juga direncanakan akan tetapi
tidak berkaitan langsung dengan pelajaran akademis, yang termasuk kurikulum tak
formal ini antara lainpetunjuk sandiwara, pertandingan antar kelas atau antar
sekolah, perkumpulan berbagai hobi , pramuka dan lain-lain.
pengembangan kurikulum ialah prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Ralph
tyler 1949 ditentukan oleh 4 faktor atau asas utama yaitu
1.
falsafah bangsa, masyarakat, sekolah dan guru-guru ( aspek filosofis )
2.
harapan
dan kebutuhan masyarakat , orang tua , kebudayaan masyarakat, pemerintah,
agama, ekonomi ( aspek sosiologis )
3.
hakikat
anak, antara lain : taraf perkembangan fisik, mental, psikologis, emosional,
sosial serta cara anak belajar ( aspek psikologis )
4.
hakikat
pengetahuan atau disiplin ilmu, bahan pelajaran.
pada hakikatnya ,kurikulum sebagai suatu program kegiatan terencana
(program of planned aktivities) memiliki letak yang cukup luas hingga
membentuk suatu pandangan yang menyeluruh.
Kurikulum itu
merupakan program pendidikan bukan program pengajaran, yaitu program yang
direncanakan diprogramkan yang berisi berbagai bahan ajar dan pengalaman
belajar baik yang berasal dari waktu lalu, sekarang maupun yang akan datang.
Berbagai bahan tersebut direncanakan secara sistematik, artinya direncanakan
dengan memerhatikan keterlibatan berbagai factor pendidikan secara harmonis.
Jadi kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan
ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, dirrencanakan dan dirancangkan
secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman
dalam poses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Kurikulum dapat diartikan
juga sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengubah
masyarakat. Disamping itu banyak timbul pendapat-pendapat baru tentang hakikat
perkembangan anak, yang memaksa diadakannya perubahan dalam kurikulum.
Banyak ahli kurikulum mengemukakan berbagai pengertian kurikulum
yang satu dengan yang lainnya ada berbagai perbedaan dan kesamaan.
a.
William
B. Ragan
Kurikulum
adalah semua pengalaman anak yang menjadi tanggung jawab sekolah.
b.
Robert
S. Falming
Pendapat
flaming sama dengan pendapat Ragan, yaitu kurikulum pada sekolah modern dapat
didefinisikan seluruh pengalaman belajar anak yang menjadi tanggung jawab
sekolah.
c.
David
Praff
Kurikulum
adalah seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat pelatihan.
d.
Nengky
and Evars
Kurikulum
adalah semua pengalaman yang direncanakan dan dilakukan oleh sekolah untuk
menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.
e.
Inlow
Kurikulum
adalah susunan rangkain dari hasil belajar yang disengaja. Kurikulum
menggambarkan (atau paling tidak mengantisipasi ) dan hasil pengajaran.
f.
Saylor
Kurikulum
adalah kesuluruh usaha sekolah untuk memengaruhi proses belajar mengajar baik
langsung dikelas, tempat bermain, atau diluar sekolah.
g.
Othanel
Smith, W.O. Stanley dan J.
Harlan Shores kurikulum sebagai sejumlah pengalaman yang secara potensial
dapat diberikan kepada anak dan pemuda agar mereka dapat berfikir dan berbuat
sesuai dengan masyarakatnya.
h.
Alice
Miel kurikulum meliputi keadaan gedung, suasana sekolah, keinginan,
keyakinan, pengetahuan dan sikap. Kurikulum meliputi segala pengalaman dan
pengaruh yang bercorak pendidikan yang diperoleh anak disekolah, serta bukan
hanya pengetahuan kecakapan, kebiasaan-kebiasaan,sikap, apresiasi, cita-cita,
serta norma-norma,melainkan juga kepribadian guru.
i.
Hilda Taba
mengemukakan pada hakikatnya tiap kurikulum merupakan suatu cara untuk
mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam
masyarakatnya, yakni pernyataan tentang
tujuan dan saran, perbedaan kurikulum terletak pada penekanan pada unsur
tertentu.
j.
Sedangkan menurut J.G Taylor dan William H.
Alexander mendifinisikan kurikulum sebagai sagala usaha yang dilakukan oleh
sekolah untuk mempengaruhi belajar anak baik didalam atau diluar kelas, dapat
dikategorikan kurikulum, apabila ada empat sisi, yaitu : 1) kurikulum sebagai
tujuan, 2) kurikulum sebagai kesempatan belajar yang terencana, 3) kurrikulum
sebagai mata pelajaran, dan 4) kurikulum sebagai pengalaman. Sementara caswell
mendefinisikan kurikulum sebagai sejumlah atau
keseluruhan pengalaman yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi sekolah.
k.
Menurut Edwar A. krug (1960) menyebutkan
bahwa kurikulum adalah usaha-usaha yang mengarah pada tujuan pendidikan atau
tujuan sekolah.
l.
Carter
V.Good dalam dictionary of education , menyebutkan bahwa kurikulum
adalah sejumlah materi pelajaran yang harus ditempuh dalam suatu mata pelajaran
atau disiplin ilmu tertentu, seperti kurikulum pendidikan bahasa arab,
kurikulum pendidikan bahasa inggris, atau kurikulum ilmu pendidikan sosial.
menurut
pandangan tersebut, kurikulum merupakan kumpulan mata pelajaran yang harus
disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa.
Dalam Undang-Undang sistem pendidikan
Nasional tahun 1989 Bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa “ kurikulum adalah
seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar-mengajar.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian, kurikulum merupakan salah
satu factor dalam proses pendidikan yang berperan seperti perangkat lunak dari
proses tersebut. Krikulum mempunyai peranan sentral karena menjadi arah atau
titik pusat dari proses pendidikan.
Kurikulum sebenarnya bukanlah merupakan
factor pendidikan yang terpisah dari dinamika dan tuntutan masyarakat. Muara
kurikulum adalah masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan. Kurikulum pada
intinya merupakan formula yang menjebatani siswa dari keadaan tidak mengetahui
menjadi mengetahui dan dapat memberikan konstribusi secara positif terhadap
perkembangan masyarakat.
dalam
uraian sebelumnya pengertian tentang pengembangan kurikulum sedikit benyak yang
tersinggung atau paling banyak yang tersirat dalam berbagai konsep atau teori
yang telah terkemukakan namun ada baiknya kita rumuskan kembali secara lebih
jelas tentang pengembangan kurikulum (curriculum developmen) adalah : The
planning of learning opportunities intented to bring about certain desered in
pupils and assesmen of the extent to wich these changes have taken plece (
Audrey Nicholles & S. Howard Nicholles)
rumusan
ini menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum adalah perencanaan
kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa kearah
perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan
itu telah terjadi pada diri siswa sedangkan yang dimaksud kesempatan belajar (learning
opportunity) adalah hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol antara
para siswa guru bahan peralatan dan lingkungan dimana belajar yang diinginkan diharapkan terjadi.
Berbagai macam terminologi dalam kurikulum.
1.
Core curriculum
Core
artinya inti, dalam kurikulum berarti pengalaman belajar yang harus diberikan
baik yang berupa kebutuhan individu maupun kebutuhan umum.
2.
Hidden curriculum
Sesuai
dengan namanya, hidden curriculum berarti bahwa kurikulum yang tersembunyi.
Tersembunyi bararti tidak dapat dilihat, tetapi tidak hilang. Jadi kurikulum
tersembunyi ini tidak direncanakan, tidak diprogramkan, dan tidak direncang,
tatapi mempunyai pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap out
put dari proses belajar mengajar.
B.
Fungsi Kurikulum Dalam pendidikan
fungsi
kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan adalah sebagai alat untuk mencapai
tujuan pembelajaran, yang dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK) disebut
sebagai standar kompetensi, kurikulum merupakan pedoman untuk mengatur
kegiatan- kegiatan yang akan diselenggarakan oleh sekolah di bawah ini akan
dijelaskan berbagai macam fungsi kurikulum.
fungsi kurikulum secara umum sebagai berikut :
1.
kurikulum
sebagai rencana. kegiatan belajar mengajar atau rencana pembelajaran
dikembangkan berdasarkan suatu tujuan yang ingin dicapai.
2.
kurikulum
sebagai pengaturan. pengaturan dalam kurikulum dapat diartikan sebagai
pengorganisasian materi atau isi pelajaran pada arah horizontal dan vertikal ,
pengorganisaian pada arah horizontal berkaitan dengan lingkup dan integrasi
sedamgkan pengorganisasian pada arah vertikal berkaitan dengan urutan dan
kontinuitas.
3.
kurikulum
sebagai cara. pemilihan metode mengajar erat hubungannya dengan sifat materi
pelajaran atau praktikum dan alat penguasaan yang ingin dicapai
4.
kurikulum
sebagai pedoman. kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran harus memiliki kejelasan tentang gagasan-gagasan dan tujuan yang
hendak dicapai melalui penerapan kurikulum.
Selain
itu, kurikulum juga berfungsi bagi kepentingan-kepentingan yang lain, di
antaranya:
1. Fungsi kurikulum
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan adalah sebagai alat atau usaha untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Tujuan
pendidikan meliputi:
a.
Tujuan nasional
(pendidikan nasional).
b.
Tujuan
institusional (lembaga/institusi).
c.
Tujuan
kurikuler (bidang studi).
d.
Tujuan
instruksional (penjabaran dari tujuan kurikuler).
2. Fungsi
kurikulum bagi peserta didik, Kurikulum sebagai
organisasi disiapkan bagi peserta didik sebagai salah satu konsumsi pendidikan
mereka. Dengan demikian diharapkan peserta didik akan mendapat sejumlah
pengalaman baru yang kelak dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak,
guna melengkapi bekal hidupnya.
3. Fungsi
kurikulum bagi pendidik.
a.
Sebagai pedoman
kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar para peserta didik
b.
Sebagai pedoman
dalam mengadakan evaluasi terhadap perkembangan peserta didi dalam rangka menyerap
sejumlah pengalaman yang diberikan.
4. Fungsi kurikulum bagi orang tua.
a.
Agar orang tua
dapat membantu usaha sekolah dalam memajukan peserta didik (putranya).
b.
Mengetahui
pengalaman belajar yang diperlukan peserta didik (putranya).
c.
Ikut
berpartisipasi membimbing peserta didik (putranya).
5. Fungsi
kurikulum bagi sekolah dan tingkatan di atasnya.
a.
Pemeliharaan
keseimbangan proses pendidikan. Dapat dilakukan bila:
1) Bila sebagian
dari kurikulum sekolah tersebut telah
diajarkan pada sekolah yang berada di bawahnya, maka sekolah dapat meninjau
kembali perlu/tidaknya bagian tersebut diajarkan lagi.
2) Bila
kecakapan-kecakapan tertentu yang dibutuhkan untuk mempelajari kurikulum suatu sekolah
belum diajarkan pada sekolah yang berada di bawahnya, sekolah dapat
mempertimbangkan untuk memasukkan program mengenai kecakapan-kecakapan tersebut
ke dalam kurikulum
b.
Penyiapan
tenaga baru.
7. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai
lulusan sekolah.
a. Ikut memberikan
bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan
kerjasama dengan pihak orang tua/masyarakat.
b.
Ikut memberikan
kritik/saran yang membangun dalam rangka penyempurnaan program pendidikan di
sekolah agar lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.
8. Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas (supervisor).
Bagi para pengawas, fungsi kurikulum
dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dan menetapkan bagaimana
yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pelaksanaan kurikulum
dan peningkatan mutu pendidikan.
Kurikulum sebagai alat dalam pendidikan
memiliki berbagai macam fungsi dalam pendidikan yang sangat berperan dalam
kegunannya. Fungsi Kurikulum adalah sebagai berikut...
1.
Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive
function) : Kurikulum berfungsi sebagai penyesuain adalah kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dilingkungannya karna
lingkungan bersifat dinamis artinya dapat berubah-ubah.
2.
Fungsi Integrasi (the integrating function) :
Kurikulum berfungsi sebagai penyesuain mengandung makna bahwa kurikulum
merupakan alat pendidikan yang mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utut
yang dapat dibutuhkan dan berintegrasi di masyarakat.
3.
Fungsi Diferensiasi (the diferentiating
function) : Kurikulum berfungsi sebagai diferensiansi adalah sebagai alat yang
memberikan pelayanan dari berbagai perbedaan disetiap siswa yang harus dihargai
dan dilayani.
4.
Fungsi Persiapan (the propaeduetic function) : Kurikulum
berfungsi sebagai persiapan yang mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan mampu mempersiapkan siswa kejenjang selanjutnya dan juga dapat
mempersiapkan diri dapat hidup dalam masyarakat, jika tidak melanjukan
pendidikan.
5.
Fungsi Pemilihan (the selective function) :
Kurikulum berfungsi sebagai pemilihan adalah memberikan kesempatan bagi siswa
untuk menentukan pilihan program belajar yang sesuai dengan minat dan
bakatnya.
6.
Fungsi Diagnostik (the diagnostic function) :
Kurikulum sebagai diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum adalah alat
pendidikan yang mampu mengarahkan dan memahami potensi siswa serta kelemahan
dalam dirinya. Jika telah memahami potensi dan mengetahui kelemahannya, maka
diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi dan memperbaiki kelemahannya.
C.
Kedudukan kurikulum dalam pendidikan
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta
didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan.
Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluaraga, sekolah
ataupun masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, interaksi pendidikan terjadi
antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik. Interaksi ini
berjalan tanpa rencana tertulis.
Sedangkan pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih bersifat
formal. Guru sebagai pendidik di sekolah telah dipersiapkan secara formal dalam
lembaga pendidikan guru.
Dalam lingkungan masyarakat pun terjadi berbagai bentuk interaksi
pendidikan, dari yang sangat formal yang mirip dengan pendidikan disekolah
dalam bentuk kursus-kursus, sampai dengan yang kurang formal seperti ceramah,
serasehan, dan pergaulan kerja. Gurunya juga bervariasi dari yang memiliki
latar belakang pendidikan khusus sebagai guru, sampai dengan yang melaksanakan
tugas sebagai pendidik karena pengalaman, kurikulumnya juga bervariasi. Dari
yang memiliki kurikulum formal dan tertulis sampai dengan rencana pelajaran
yang hanya ada pada pikiran penceramah atau moderator serasehan.
Dari hal-hal yang diuraikan itu, dapat ditarik kesimpulan berkenaan
dengan pendidikan formal. Pertama, pendidikan formal memiliki rancangan
pendidikan atau kurikulum tertulis yang tersusun secara sistematis, jelas dan
rinci. Kedua, dilaksanakan secara formal, terencana, ada yang mengawasi
dan menilai. Ketiga, diberikan
oleh pendidik atau guru yang memiliki ilmu dan ketrampilan khusus dalam bidang
pendidikan. Keempat, interaksi pendidikan berlangsung dalam lingkungan
tertentu, dengan fasilitas dan alat serta aturan-aturan permainan tertentu
pula.
Pendidikan formal memiliki beberapa kelebihan dibanding dengankan
dengan pendidikan informal dalam lingkungan keluarga. pertama,
pendidikan formal disekolah memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas,
bukan hanya berkenaan dengan pembinaan segi-segi moral tetapi juga ilmu
pengetahuan dan ketrampilan. Kedua, pendidikan disekolah dapat
memberikan pengetahuan yang lebih tinggi, lebih luas dan mendalam. Ketiga,
karena memiliki rancangan atau kurikulum secara formal dan tertulis, pendidikan
disekolah dilaksanakan secara berencana, sistematis, dan lebih disadari. Karena
yang memiliki rancangan atau kkurikulum formal dan tertulis adalah pendidikan
disekolah.
Telah diuraikan sebelumnya, bahwa adanya rancangan atau kurikulum
formal dan tertulis merupakan ciri utama pendidikan disekolah. Dengan kata
lain, kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan disekolah. Kalau
kurikulum merupakan syarat mutlak , hal itu berarti bahwa kurikulum merupakn
bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan
atau pengajaran. Dapat kita bayangkan, bagaimana bentuk pelaksanaan
suatu pendidikan atau pengajaran disekolah yang tidak memiliki kurikulum.
Kurikulum mengarahkan segala betuk aktivitas pendidikan demi
tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Menurut Mauritz Johnson kurikulum juga
merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pengangan tentang
jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Disamping itu
kurikulum juga merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau
spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberian
landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan. Dalam
lingkungan sekolah pasti memiliki kurikulum. Pengajaran yang direncanakan,
terstruktur. Guru sebagai pendidik di sekolah telah dipersiapkan secara formal
dalam lembaga pendidikan guru. Sehingga peran guru dalam pengembangan kurikulum
juga sangat penting.
Berhubungan dengan itu, kedudukan kurikulum
dalam pendidikan adalah
1.
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan.
Kurikulum bertujuan sebagai arah, pedoman, atau sebagai rambu-rambu dalam
pelaksanaan proses pembelajaran (belajar mengajar). Kurikulum mengarahkan
segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
2.
Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan
tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan.
3.
Kurikulum merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau
spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan
landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.
kedudukan
kurikulum dapat dilihat dari sistem pendidikan itu sendiri , pendidikan sebagai
sistem tentu memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling
ketergantungan, komponen-komponen pendidikan itu antara lain adalah tujuan
pendidikan, kurikulum pendidik, peserta didik, lingkungan, sarana dan pra
sarana, manajemen, serta teknologi. berdasarkan komponen-komponen ini jelas
bahwa kurikulum mempunyai kedudukan-kedudukan tersendiri dalam sistem
pendidikan nasional .
dalam
Undang-Undang tentang sistem pendidikan nasional , bab X tentang kurikulum
pasal 36 dikemukakan bahwa :
ayat
(1): pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
ayat
(2): kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan
peserta didik.
ayat
(3): kurikulum disusun sesuai jenjang pendidikan dalam kerangka negara kesatuan
republik indonesia dengan memperhatikan peningkatan iman dan taqwa, peningkatan
akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik,
keragaman potensi daerah dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan
nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni, agama, dinamika perkembangan global dan persatuan nasional serta
nilai-nilai kebangsaan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Pengertian Kurikulum
Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran.
pengembangan
kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan
untuk membawa siswa kearah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai
hingga mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa sedangkan
yang dimaksud kesempatan belajar (learning opportunity) adalah hubungan
yang telah direncanakan dan terkontrol antara para siswa guru bahan peralatan
dan lingkungan dimana belajar yang
diinginkan diharapkan terjadi.
2.
Fungsi Kurikulum
·
kurikulum
sebagai rencana. kegiatan belajar mengajar atau rencana pembelajaran
dikembangkan berdasarkan suatu tujuan yang ingin dicapai.
·
kurikulum
sebagai pengaturan. pengaturan dalam kurikulum dapat diartikan sebagai
pengorganisasian materi atau isi pelajaran pada arah horizontal dan vertikal ,
pengorganisaian pada arah horizontal berkaitan dengan lingkup dan integrasi
sedamgkan pengorganisasian pada arah vertikal berkaitan dengan urutan dan
kontinuitas.
·
kurikulum
sebagai cara. pemilihan metode mengajar erat hubungannya dengan sifat materi
pelajaran atau praktikum dan alat penguasaan yang ingin dicapai
·
kurikulum
sebagai pedoman. kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran harus memiliki kejelasan tentang gagasan-gagasan dan tujuan yang
hendak dicapai melalui penerapan kurikulum
3.
kedudukan kurikulum dalam pendidikan
· kurikulum sebagai rencana. kegiatan belajar mengajar atau rencana
pembelajaran dikembangkan berdasarkan suatu tujuan yang ingin dicapai.
· kurikulum sebagai pengaturan. pengaturan dalam kurikulum dapat
diartikan sebagai pengorganisasian materi atau isi pelajaran pada arah
horizontal dan vertikal , pengorganisaian pada arah horizontal berkaitan dengan
lingkup dan integrasi sedamgkan pengorganisasian pada arah vertikal berkaitan
dengan urutan dan kontinuitas.
· kurikulum sebagai cara. pemilihan metode mengajar erat hubungannya
dengan sifat materi pelajaran atau praktikum dan alat penguasaan yang ingin
dicapai
· kurikulum sebagai pedoman. kurikulum sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran harus memiliki kejelasan tentang
gagasan-gagasan dan tujuan yang hendak dicapai melalui penerapan kurikulum
B.
SARAN
Dengan
begitu pentingnya pengmbangan kurikulum sebagaimana telah tercantum dalam
pengertian pengembangan kurikulum, hendaknya para pendidik (kepala sekolah,
para guru) benar-benar melaksanakan peraturanna sebagai seorang pendidik agar
tujuan-tujuan pendidikan diharapkan dapat tercapai secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Binti Maunah, Pendidikan Kurikulum SD-MI,Surabaya :Elkaf,
2005.
S.Nasution, Kurikulum dan pengajaran, Jakarta, PT.Bumi
aksara, 2006,
Oemar Hamalik, dasar-dasar pengembangan kurikulum, Bandung,
PT. remaja rosdakarya, 2013
Dakir, perencanaan dan pengembangan kurikulum, Jakarta :
PT.Rineka Cipta, 2010,
S. nasution,Asa-Asas Kurikulum,Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011.
Dakir, perencanaan dan pengembangan kurikulum.2010
Nasution,Asa-Asas Kurikulum,
Binti Maunah, Pendidikan Kurikulum SD-MI,
Muhammad zaini, pengembangan kurikulum,Yogyakarta : Teras, 2009
Dakir,perencanaan dan pengembangan kurikulum.Jakarta :
PT.Rineka Cipta, 2004,
Binti Maunah, Pendidikan Kurikulum SD-MI,
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung,
PT. remaja rosdakarya, 2006
Dakir, perencanaan dan pengembangan kurikulum, 2010,
Muhammad zaini, pengembangan kurikulum,
Tedjo Narsoyo Reksoatmodjo, pengembangan kurikulum pendidikan,
Bandung: PT.Refika Aditama, 2010,
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya,
Zainal arifin, konsep dan model pengembangan kurikulum,
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya 2012,
1 komentar:
Terimakasih kak. Materinya bagus. Cukup membantu. Kalau boleh saran baground blog nya disesuaikan dengan tulisannya ya kak. Biar lebih enak saat dibaca
Posting Komentar