Jumat, 03 Juni 2016

MAKALAH ASEAN


A.  Organisasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN)
1.    Terbentuknya ASEAN (Association of South East Asian Nation)
Kerja sama antar bangsa dalam satu kawasan perlu dijalin. Hal itu sangat membantu kelancaran demi kepentingan nasional dalam kawasan itu. Pada tanggal 8 Agustus 1967, lima negara di kawasan Asia Tenggara mengadakan pertemuan yang disebut konferensi. Kelima negara tersebut adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Pertemuan itu diadakan di Bangkok, Thailand. Latar belakang diadakan pertemuan tersebut karena kelima negara ini mempunyai nasib yang sama yaitu pernah dijajah. Konferensi tersebut memutuskan pembentukan organisasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang disebut ASEAN (Association of South East Asian Nations). Istilah ini lebih populer daripada Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (Perbara). Konferensi yang diselenggarakan di Bangkok itu sering disebut Persetujuan Bangkok atau Deklarasi Bangkok. Deklarasi ini ditandatangani lima negara, yaitu:
a.    Adam Malik, Menteri Luar Negeri Indonesia
b.    Tun Abdul Razak, Menteri Luar Negeri Malaysia
c.    S. Rajaratnam, Menteri Luar Negeri Singapura
d.   Narsisco Ramos, Menteri Luar Negeri Filipina
e.    Thanat Khoman, Menteri Luar Negeri Thailand
Isi Deklarasi Bangkok:
a.    Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
b.    Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.
c.    Meningkatkan kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.
d.   Memelihara kerjasama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang ada.
e.    Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan dan penelitian di kawasan Asia Tenggara.

2.    Latar Belakang Kerjasama Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN)
Tidak ada satu negara pun yang dapat hidup sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain. Begitu juga negara Indonesia, agar dapat hidup harus menjalin kerjasama dengan negara-negara lain. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara ingin melakukan kerjasama tentu saja ada alasan yang melatarbelakanginya, diantaranya:
a.    Latar Belakang Sejarah
Sejak zaman dahulu, sejak tahun 2000 SM (Sebelum Masehi) seluruh kawasan di Asia Tenggara merupakan daerah penyebaran rumpun melayu Austronesia. Rumpun melayu Austronesia tersebut berasal dari sekitar Teluk Tonkin dan lembah Sungai Mekong. Kebudayaan dan bahasa Austronesia ini merupakan tata dasar kehidupan bangsa-bangsa yang ada di Asia Tenggara. Kemudian sekitar abad pertama masehi, masuklah pengaruh dari luar, yaitu kebudayaan Hindu dan Budha, sementara itu wilayah Vietnam, Laos dan Kamboja banyak di pengaruhi kebudayaan China.
Seiring dengan perjalanan waktu, di Indonesia lahir kerajaan besar yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Kedua kerajaan ini sama-sama dapat  mempengaruhi Asia Tenggara. Mulai abad ke-16 bangsa-bangsa Barat mulai datang ke Asia Tenggara. Pada awalnya mereka bertujan untuk berdagang, tetapi dalam perkembangan selanjutnya kemudian mereka menjajah bumi Indonesia. Bangsa-bangsa Barat yang datang ke Indonesia itu adalah Inggris, Spanyol, Portugis dan Belanda sehingga negara-negara di Asia Tenggara menjadi negara jajahan, kecuali Thailand. Penderitaan sebagai bangsa jajahan menimbulkan perasaan setia kawan, senasib dan sepenanggungan. Rasa setia kawan inilah yang menjadi salah satu pendorong lahirnya ASEAN.
b.    Latar Belakang Masalah Politik
Kawasan Asia Tenggara termasuk salah satu kawasan yang rawan konflik atau ketegangan. Walaupun negara-negara di kawasan lain menilai Asia Tenggara merupakan kawasan yang stabil, namun kenyataanya beberapa negara yang berada di kawasan ini sering mengalami ketegangan dengan negara tetangganya. Salah satu hal yang mendorong terjadinya ketegangan dengan negara tetangga adalah karena keinginan untuk menguasai suatu wilayah atau daerah bahkan pulau. Contohnya, konflik antara Malaysia dengan Indonesia tentang persoalan Pulau Ambalat, Ligitan dan Sipadan. Alasan dari keinginannya antara lain, wilayah atau daerah itu sangat potensial karena memiliki sumber daya alam yang melimpah, atau karena letaknya merupakan jalur lalu lintas maupun udara yang sangat strategis.
c.    Latar Belakang Masalah Ekonomi
Kawasan Asia Tenggara merupakan jalur lalu lintas perdagangan internasional karena letaknya antara Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik. Kawasan ini juga merupakan satu pusat perdagangan dunia dengan melewati Selat Malaka dan Laut Cina Selatan. Selat Malaka dan Laut Cina Selatan merupakan salah satu lalu lintas laut yang cukup padat.
Beberapa negara di kawasan ini, antara lain Indonesia, Singapura, Malaysia dan Thailand memiliki sumber daya alam yang cukup besar, seperti minyak bumi, gas alam, dan hasil hutan. Muncul keinginan bersama untuk meningkatkan perekonomian bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan persamaan senasib sebagai nergara yang pernah dijajah oleh bangsa lain.
d.   Latar Belakang Masalah Sosial
Masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat di negara-negara Asia Tenggara pada umumnya sama. Masalah-masalah sosial yang dimaksud antara lain kemiskinan, kependudukan, kebodohan, keterbelakangan, dan lingkungan hidup.
3.    Lambang dan Anggota ASEAN
Sesuai dengan Pasal 4 Deklarasi Bangkok, keanggotaan ASEAN terbuka bagi seluruh negara-negara Asia Tenggara dengan syarat negara-negara calon anggota dapat menyetujui dasar-dasar dan tujuan organisasi ASEAN seperti yang tercantum dalam Deklarasi ASEAN dan semua traktat/ persetujuan yang telah dibuat ASEAN. Disamping itu, perlu adanya kesepakatan semua negara anggota ASEAN mengenai keanggotaan baru ASEAN. Proses perluasan keanggotaan ASEAN hingga tercapainya 10 anggota adalah sebagai berikut:
a.    Brunei Darussalam secara resmi diterima menjadi anggota ke-6 ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984, dalam sidang khusus menteri-menteri luar negeri ASEAN di Jakarta.
b.    Vietnam diterima menjadi anggota ke-7 ASEAN dalam pertemuan para menteri luar negeri ke-28 di Bandar Seri Begawan.
c.    Laos dan Myanmar diterima sebagai anggota penuh ASEAN melalui suatu upacara resmi pada tanggal 23 Juli 1997 dalam rangkaian pertemuan para menteri luar negeri ASEAN ke-30 di Subang Jaya, Malaysia, tanggal 23-28 Juli 1997.
d.   Kamboja diterima sebagai anggota penuh ASEAN pada upacara penerimaan resmi di Hanoi tanggal 30 April 1999.
Dengan diterimanya Kamboja, maka cita-cita para pendiri ASEAN untuk mewujudkan ASEAN yang mencakup 10 negara Asia Tenggara telah tercapai.[4]
Gambar berikut ini merupakan lambang ASEAN pada awal berdirinya, yaitu tanggal 8 Agustus 1967.





gambar 1. Lambang ASEAN
Keterangan gambar:
a.    Seikat padi sebanyak sepuluh helai, melambangkan jumlah anggota ASEAN sebanyak sepuluh negara.
b.    Ikatan lima untai padi menggambarkan cita-cita pendiri ASEAN untuk saling bekerjasama antara sesama negara anggota dalam solidaritas dan kekeluargaan.
c.    Lingkaran menggambarkan persatuan ASEAN.
d.   Warna biru menggambarkan perdamaian dan kestabilan.
e.    Dasar warna merah menggambarkan keberanian dan kedinamisan.
f.     Warna putih menggambarkan kesucian.
g.    Warna kuning menggambarkan kemakmuran.

4.    Tujuan ASEAN
Setiap organisasi memiliki tujuan yang hendak dicapai. ASEAN sebagai organisasi juga memiliki tujuan, seperti yang tercantum pada Deklarasi Bangkok, yaitu:
a.    Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, serta pengembangan kebudayaan di kawasan ASEAN melalui usaha bersama dalam semangat dan persahabatan untuk memperkukuh landasan sebuah masyarakat bangsa-bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan damai.
b.    Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan ketertiban hukum di dalam negara-negara di kawasan ASEAN. Selain itu, juga mematuhi prinsip-prinsip Piagam PBB.
c.    Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu satu dengan yang lain di dalam menangani masalah kepentingan bersama yang menyangkut berbagai bidang. Misalnya, di bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
d.   Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana pelatihan dan penelitian dalam bidang pendidikan, profesional, teknik, dan administrasi.
e.    Meningkatkan kerja sama yang lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian serta industri, perluasan perdagangan komoditas internasional, perbaikan sarana pengangkutan dan komunikasi, serta peningkatan taraf hidup mereka.
f.     Memelihara kerja sama yang lebih erat dan bergabung dengan organisasi internasional dan regional lainnya untuk menjajaki segala kemungkinan saling bekerja sama secara lebih erat di antara mereka sendiri.
Banyak kemajuan yang dicapai oleh negara-negara Asia Tenggara melalui bentuk-bentuk kerja sama yang telah terjalin.Untuk mewujudkan tujuan ASEAN yang sesuai dengan Deklarasi Bangkok, disusunlah program dalam organisasi di antaranya:
a.    Pertemuan para kepala pemerintahan yang biasa disebut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT).
b.    Mengadakan agenda sidang tahunan untuk para menteri luar negeri.
c.    Melaksanakan sidang menteri ekonomi yang dilaksanakan 2 kali setahun.
d.  Sidang para menteri nonekonomi.

5.    Sekretariat ASEAN
Sejak kegiatan ASEAN semakin banyak maka dibentuklah sebuah sekretariat ASEAN. Pada tahun 1976, dibangun gedung Sekretariat ASEAN sebagai upaya untuk memudahkan koordinasi badan-badan ASEAN. Sekretariat ASEAN berada di Jakarta. Tepatnya di Jalan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan. Sekretariat ASEAN dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal. Sekretaris Jenderal diangkat oleh sidang menteri ASEAN, secara bergilir menurut abjad. Lama masa jabatan dua tahun. Pejabat ini bertanggung jawab pada sidang Menteri ASEAN manakala bersidang. Beberapa orang yang pernah menduduki jabatan Sekretaris Jenderal ASEAN adalah sebagai berikut:


Tabel 1. Tokoh Yang Pernah Menjabat Sekjen ASEAN
No
Nama
Asal Negara
Masa Jabatan
1
H.R. Daharsono
Indonesia
1977-1978
2
Umarjadi Notowijono
Indonesia
1978-1979
3
Datuk Ali Bin Abdullah
Malaysia
1979-1981
4
Narcisco Reyes
Filipina
1981-1983
5
Chan Kai Yau
Singapura
1983-1985
6
Phan Wamamethe
Thailand
1985 – 1986
7
Raderick Yong
Brunei Darussalan
1986-1989
8
Rusli Noor
Indonesia
1989-1992
9
Datuk Ajit Singh
Malaysia
1992-1998
10
Radolfo Severini
Filipina
1998-2002
11
Ong Keng Yong
Singapura
2002-2007
12
Surin Pitsuwan
Thailand
2008-sekarang


B.  Kerjasama Negara-negara Asia Tenggara
Kerjasama negara-negara ASEAN dilakukan di berbagai bidang, antara lain dalam bidang politik dan keamanan, ekonomi, dan fungsioanal.
1.    Kerja Sama di Bidang Politik dan Keamanan
Setiap negara menginginkan rakyatnya sejahtera, maju, dan berkembang. Keinginan tersebut dapat terwujud apabila negara dalam keadaan aman dan tenteram. Oleh karena itu perlu adanya stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara untuk kepentingan bersama. Stabilitas keamanan yang tetap terkendali sangat mendukung program nasional bagi negara-negara anggota ASEAN. Untuk menjaga stabilitas di kawasan Asia Tenggara, telah dirumuskan kesepakatan bersama, di antaranya:
a.    Perjanjian mengenai Kawasan Damai, Bebas, dan Netral atau Zone of Peace, Freedom, and Neutrality (ZOPFAN) atau dikenal dengan istilah Deklarasi Kuala Lumpur pada tanggal 27 November 1971.
b.    Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (Treaty of Amity and Cooperation in South East Asia) pada tanggal 24 Februari 1976 di Bali.
c.    Perjanjian Kawasan Bebas Nuklir pada tanggal 15 Desember 1997 di Bangkok. Perjanjian ini melarang masing-masing negara anggota ASEAN untuk mengembangkan, memproduksi, atau memiliki senjata nuklir. Bahkan juga melarang menjadi tempat persinggahan senjata nuklir, dan melakukan uji coba nuklir.
d.   Komunitas keamanan ASEAN pada tanggal 7 Oktober 2003 di Bali. Pembentukan komunitas keamanan ASEAN datang atas prakarsa Indonesia. Melalui komunitas keamanan ASEAN akan didirikan sebuah pusat untuk memerangi terorisme, pelatihan pasukan penjaga perdamaian, dan pertemuan secara teratur antara polisi dan menteri pertahanan ASEAN.
ASEAN menginginkann kerja sama dalam bidang politik dan keamanan lebih luas lagi. Pada tahun 1991, ASEAN membentuk ASEAN Regional Forum (ARF). Forum ini mengikutkan negara-negara lain di luar kawasan Asia Tenggara, antara lain Australia, Jepang, Amerika Serikat, Rusia, Korea Selatan, Korea Utara, Cina, dan Kanada.

2.    Bentuk Kerja Sama Ekonomi
Setiap negara pasti berupaya agar ekonomi negaranya selalu tumbuh dan berkembang dengan baik. Tujuannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya agar lebih sejahtera. Beberapa bentuk kerja sama yang dilakukan antara lain:
a.    Mendirikan proyek industri bersama seperti pabrik pupuk, mesin diesel, dan abu soda.
b.    AFTA (Asean Free Trade Area) yaitu kawasan perdagangan bebas.
c.    IRRI (International Rice Research Institute) penelitian bidang pertanian.
d.   Pengembangan jaringan transportasi.
e.    Mendorong peran investor (penanam modal) agar menanamkan modalnya untuk pengembangan sektor ekonomi.
f.     Membentuk pengembangan kawasan di bidang pariwisata, perikanan, dan perkebunan.

3.    Kerja Sama Fungsional
Selain bidang ekonomi juga dijalin kerja sama bidang sosial dan budaya. Sejak tahun 1987 istilah sosial budaya berubah menjadi kerja sama fungsional kawasan Asia Tenggara. Kerja sama fungsional ini lebih luas. Meliputi sosial, kebudayaan, pendidikan, kesehatan, pembangunan, pengetahuan dan teknologi. Juga lingkungan hidup, wanita, pemuda, dan penanggulangan bencana alam serta narkoba.

C.  Peran Indonesia dalam Lingkungan Asia Tenggara
Indonesia merupakan negara yang terbesar di Asia Tenggara. Indonesia juga mempunyai peranan penting di lingkungan negara-negara ASEAN.
Peran Indonesia dalam lingkungan negara-negara ASEAN, seperti berikut ini:
1.    Pemrakarsa Berdirinya ASEAN
Jumlah negara anggota ASEAN sekarang ini ada sepuluh negara. Dari sepuluh negara tersebut tidak semuanya berperan sebagai pendiri ASEAN. Pendiri ASEAN, antara lain Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Negara anggota ASEAN yang tidak ikut sebagai pendiri, antara lain Brunei Darussalam, Vietnam, Kamboja, Laos, dan Myanmar. Ketika akan membentuk ASEAN, Indonesia diwakili oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik dalam pertemuan di Bangkok. Menteri Luar Negeri Adam Malik pula yang ikut menandatangani Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 yang menandai awal berdirinya ASEAN.

2.    Tempat Penyelenggaraan KTT ASEAN
Sebagai negara anggota ASEAN, pemerintah Indonesia juga pernah menjadi tuan rumah pertemuan kepala pemerintahan dan kepala negara ASEAN. Pada bulan Oktober 2003, Bali menjadi tempat pertemuan kepala negara dan kepala pemerintahan ASEAN.
3.    Ikut Serta dalam Menyelesaikan Masalah Kamboja
Pada tahun 1970 di Kamboja terjadi kudeta. Pada waktu itu Kamboja dipimpin oleh Pangeran Norodom Sihanouk. Pada tanggal 18 Maret 1970 ketika Pangeran Norodom Sihanouk berada di luar negeri, keponakannya yang bernama Pangeran Sisowath Sirik Matak bersama Lo Nol melakukan kudeta atau perebutan kekuasaan. Sejak peristiwa tersebut terjadi perang saudara yang berlangsung lama dan berlarut-larut. Keadaan Kamboja menjadi porak poranda, rakyatnya sangat menderita.
Melihat kejadian yang berlarut-larut di Kamboja tersebut, Indonesia berusaha untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai atau berperang dengan cara mempertemukan mereka dalam suatu perundingan. Akhirnya, dibentuklah Jakarta Informal Meeting (JIM). Artinya, pertemuan tidak resmi yang diadakan di Jakarta tahun 1988. Pertemuan di Jakarta dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Ali Alatas sebagai penengah di antara pihak-pihak yang bertikai. Dengan adanya pertemuan tersebut pihak-pihak yang bertikai bersepakat untuk melakukan perdamaian. Pertemuan di Jakarta itu kemudian ditindak lanjuti dengan diselenggarakannya perundingan perdamaian di Paris, Prancis pada tahun 1989.

4.    Meluncurkan Gagasan Pembentukan Komunitas Keamanan ASEAN
Gagasan pembentukan komunitas keamanan ASEAN ini dikemukakan oleh Indonesia yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri Hasan Wirayudha. Dalam gagasan itu Indonesia mengedepankan proses pembangunan politik di kawasan itu guna mengatasi perbedaan sistem politik yang terlalu mencolok diantara sesama negara ASEAN, tentang kejahatan transisional, terorisme, separatisme, perampokan dan sebagainya.

5.    Meluncurkan Gagasan untuk Menghargai dan Melindungi HAM
Dewasa ini HAM menjadi salah satu isu yang telah mendunia. Maka Indonesia berusaha untuk mengajak dan mendorong negara-negara ASEAN agar lebih menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) dengan cara mentaati segala aturan dan norma yang berlaku dalam negaranya.

6.    Menganjurkan Kerjasama Penukaran Barang dan Jasa
Kerjasama Indonesia dalam bidang ekonomi dengan negara-negara ASEAN lainnya sudah sejak lama dilakukan, untuk memperkuat perdagangan dan mendatangkan kemakmuran. Kerjasama dalam bidang ekonomi itu berupa pertukaran barang dan jasa. Misalnya, barang-barang dari Malaysia di impor ke Indonesia dan sebaliknya barang-barang dari Indonesia diekspor ke Malaysia. Selain itu, dalam bidang jasa ada jasa transportasi darat, udara dan laut. Kerjasama ini juga bisa terlihat dalam pengiriman tenaga-tenaga kerja ke Malaysia, Singapura dan Negara-negara tetangga lainnya.

7.    Menganjurkan Adanya Pementasan Kesenian atau Budaya Negara-negara ASEAN
Dalam bidang sosial-budaya, Indonesia dapat melakukan kerjasama dengan negara-negara lain berupa pementasan kesenian antar negara-negara ASEAN. Banyak karya-karya dari orang-orang Indonesia yang turut memperkaya khasanah budaya ASEAN.

8.    Memfasilitasi Pemerintahan Filipina dengan Gerakan Pembebasan Moro
Atas permintaan dari pemerintahan Filipina, Indonesia membantu usaha perlawanan antara pemerintahan Filipina dengan gerakan pembebasan oleh suku Moro yang mayoritas umat muslim. Indonesia menginginkan agar pemerintahan Filipina dapat menjalin kebebasan beragama bagi umat muslim dan dapat hidup berdampingan secara damai di Filipina.






Tidak ada komentar: