Jumat, 03 Juni 2016

MAKALAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK

A.    Model-model Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran tematik adalah merupakan kegiatan belajar mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar cara ini dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, materi beberapa mata pelajaran disajikan dalam tiap pertemuan. Sedangkan cara kedua, yaitu tiap kali pertemuan hanya menyajikan satu jenis mata pelajaran. Pada cara kedua ini, keterpaduannya diikat dengan satu tema pemersatu. Oleh karena itu pembelajaran tematik ini sering juga disebut pembelajaran terpadu atau integrated learning.
Menurut seorang ahli yang bernama Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Secara singkat kesepuluh cara atau model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 
1. Model Penggalan (Fragmented)
Model fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja. Misalnya, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran keterampilan berbahasa.
Keunggulan model ini adalah guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya, mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran dan siswa menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata pelajaran. Kelemahan model ini adalah siswa tidak dapat mengintegrasikan konsep-konsep yang sama, keterampilan serta sikap yang ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
2. Model Connected 
Model Connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain, satu topik dengan topik yang lain, satu keterampilan dengan keteramilan yag lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester berikutnya dalam satu bidang studi. Butir-butir pembelajaran kosakata, struktur, membaca dan mengarang misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.[1]
Keunggulan model ini adalah siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap. Kekurangan dalam model ini, model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.
3. Model Nested (sarang)
Model nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran.  Contoh : pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat aspek membaca, menulis, berbicara, menyimak. Keempat aspek tersebut menjadi satu keterpaduan yang menghasilkan ketrampilan berbahasa.
Kelebihan model ini yaitu guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam pembelajaran satu mata pelajaran, memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu dan guru dapat memadukan kurikulum secara luas. Kelemahan model ini adalah dalam hal perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa dan kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat mengacaukan pola pikir siswa.
1.      Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)
Model sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel. ontoh: pada mata pelajaran IPA dan matematika tentang pengukuran. Pelajaran IPA= suhu(Kelvin, derajat, Fahrenheit, Reamur). Pelajaran matematika = cara pengolahan data. Dengan cara penambahan, pengurangan,  pembagian, dan perkalian.
Keunggulan model ini adalah dalam penyusunan urutan topic, guru memiliki keleluasaan untuk menentukan sendiri berdasarkan prioritas dan tidak dibatasi oleh apa yang sudah tercantum dalam kurikulum. Sedangkan dari sudut pandang siswa, pengurutan topic yang berhubungan dari disiplin yang berbeda akan membantu mereka untuk memahami isi dari mata pelajaran tersebut. Kelemahan model pengurutan antara lain perlu adanya kerjasama antara guru-guru bidang studi agar dapat mengurutkan materi, sehingga ada kesesuaian antara konsep yang ssatu dengan konsep yang lainnya
2.      Model shared (Bagian)
Model Shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya “overlapping” konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Contoh: menggabungkan 2 mata pelajaran atau lebih dalam satu tema, seperti Butir-butir pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PPKN misalnya, dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran dalam Tata Negara, PSPB, dan sebagainya.
Keunggulan model ini antara lain adalah dalam hal mentransfer konsep secara lebih dalam, siswa menjadi lebih mudah melakukannya. Misalnya dengan alat bantu media film untuk menanamkan konsep dari dua mata pelajaran dalam waktu yang bersamaan. Kelemahan model ini antara lain adalah untuk menyususn rencana model pembelajaran ini diperlukan kerjasama guru dari mata pelajaran yang berbeda, sehingga perlu waktu ekstra untuk mendiskusikannya.
3.      Model Jaring Laba-laba (Webbed)
Model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negoisasi dengan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memerhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktifitas belajar yang harus dilakukan siswa.  Contoh tema yang sudah ditentukan bersama adalah “Keluarga”.Dari tema ini dikembangkan dan dipadukan menjadi sub-sub tema yang ada pada beberapa mata pelajaran, misalnya :  IPS. Standar Kompetensi : mendeskripsikan lingkugan rumah. Siswa diajarkan untuk mendeskripsikan lingkungan rumahnya masing-masing.
Kelebihan pendekatan tematik dapat memotivasi siswa penyeleksian tema sesuai dengan minat siswa. Kekurangan model ini adalah banyak guru sulit memilih tema. Mereka cenderung menyediakan tema yang dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa, dan guru seringkali terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan.
4.      Model Threaded 
Model Threaded adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti subyek materi. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem solving) dari beberapa mata pelajaran dicari bagian materi yang merupakan bagian dari problem solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuah bacaan, hipotesis laboratorium dan sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling berkaitan. Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpan tindih.
Kelebihan materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni untuk setiap didiplin ilmu. Guru dapat memasukan keterampilan berpikir, bekerja sama dan kecerdasan multiple dalam isi mata pelajaran.Keterampilan yang digunakan disesuaikan dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpang tindih. kekurangan yaitu hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan sehingga secara eksplisit siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya.
5.      Model Keterpaduan (Integrated)
Model integrated adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa mata pelajaran. Untuk membuat tema, guru harus menyeleksi terlebih ahulu konsep dari beberapa mata pelajaran, selanjutnya dikaitkan dalam satu tema untuk memayungi beberapa mata pelajaran, dalam satu paket pembelajaran bertema.
Keunggulan model ini adalah siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbal balik antar berbagai disiplin ilmu, memperluas wawasan dan apresiasi guru, jika dapat diterapkan dengan baik maka dapat dijadikan model pembelajaran yang ideal di lingkungan sekolah “integrated day”. Kelemahan model ini adalah sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya, juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang terkait. Dibutuhkan banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari keterkaitan dan mencari tema.
6.       Immersed (Terbenam)
Model immersed adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia, Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut ada kesatuannya. Penerapan lainnya bagi kelas 5 SD misalnya pada materi pencemaran udara dapat dijelaskan pada materi pelajaran IPA, PKN, Bahasa Indonesia, dan Seni Rupa. Materi tersebut membahas tentang: IPA : Pernafasan pada manusia PKN : Peraturan Pemerintah Bahasa Indonesi : Menceritakan hasil pengamatan Seni Rupa : Membuat poster sederhana.
Keunggulan model ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Mata pelajaran menjadi lebih terfokus dan siswa akan selalu mencari tahu apa yang menjadi pertanyaan baginya, sehingga pengalamannya menjadi lebih luas.
Kelemahan model ini adalah siswa yang tidak senang membaca akan mendapat kesulitan utnuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar. Guru perlu waktu untuk mengorganisir semua kegiatan proyek yang dilaksanakan oleh siswa yang tersususn secara baik dan terencana sebelumnya.
7.      Model networked 
Model Networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.
Keunggulan model ini adalah siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sararannya. Hal ini umumnya muncul secara tidak sengaja selama proses pembelajaran di kelas sedang berlangsung. Kelemahan model ini adalah kemungkinan motivasi siswa akan berubah sehingga kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber
B.     Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu
Menurut Sukayati, Pembelajaran Tematik Terpadu dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, dengan tujuan siswa dapat:
1.      Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna.
2.      Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi
3.      Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan.
4.      Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.
5.      Meningkatkan gairah dalam belajar
      
A.    Kesimpulan
1.      Pembelajaan tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
2.      Sepuluh model pembelajaran menurut Robin Fogarty : (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked.
3.      Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu :
a.       Meningkatkan pemahaman konsep
b.      Mengembangkan keterampilan
c.       Menumbuhkembangkan sikap positif
d.      Menumbuhkembangkan keterampilan sosial
e.       Meningkatkan gairah dalam belajar
B.     Saran
Karena begitu pentingnya pengembangan kurikulum sebagaimana telah tercantum dalam prinsip dan faktor-faktor pengembangan kurikulum, hendaknya para pendidik (kepala sekolah, para guru) benar-benar melaksanakan perannya sebagai seorang pendidik dan pelaksana kurikulum itu sendiri agar prinsip pengembangan kurikulum  dapat terlaksana secara maksimal.



Tidak ada komentar: